Tak Lama Lagi, Jerapah Bisa Jadi Spesies yang Terancam Punah, dan Dunia Belum Bisa Berbuat Apa-apa

Moh Habib Asyhad

Penulis

Jerapah terancam punah

Intisari-Online.com -Jerapah bisa jadi spesies yang terancam punah. Dan itu tidak akan butuh waktu yang lama, jika perburuan dan pengrusakan habitat binatang berleher panjang ini tak segera dihentikan.

Menanggapi kasus ini, lima kelompok lingkungan mengajukan petisi hukum kepada pemerintah AS untuk mencantumkan jerapah sebagai hewan yang terancam punah.

Menurut data International Union for the Conservation of Nature (IUCN), seperti dilaporkan Guardian, saat ini, hanya 97.500 spesies yang tersisa di Sub-Sahafa Afrika.

Setidaknya, telah terjadi penurunan jumlah sebesar 40 persen sejak 1985. Beberapa kalangan juga bilang, jumlah jerapah di Afrika saat ini lebih sedikit dibanding gajah—sementara gajah afrika masuk spesies terancam punah.

Para ahli percaya bahwa hilangnya habitat, penyakit, dan perburuan liar untuk dagingnya menjadi beberapa penyebabnya.

Tapi, menurut para pengaju petisi di atas, yang perlu disoroti dalam kasus ini adalah pemburu “trofi”. Para pemburu ini, melakukan perjalanan ke Afrika khusus untuk menembak hewan liar.

Mungkin kita masih ingat, pada 2015 lalu, pemburu trofi telah menyebabkan kematian Cecil, singa ikonik di Afrika. Dan pada Agustus, di tahun yang sama, seorang gadis 12 tahun asal Utah, AS, bernama Aryanna Gourdin, berpose dengan jerapah dan zebra mati.

Penurunan jumlah jerapah, tentu saja membuat banyak kalangan terkejut.

Jeff Flocken, direktur International Fund for Animal Welfare regional Amerika Utara, mengatakan: “Ketika saya melakukan penelitian tentang jerapah di Kenya beberapa tahun yang lalu, jumlah mereka masih cukup melimpah dan baik-baik saja.”

“Tapi sekarang, jumlah mereka cukup kritis, dan penurunan ini cukup mengejutkan komunitas konservasi. Ini adalah binatang ikonik dan sedang dalam masalah yang besar,” tambahnya.

Jika pengajuan ini dikabulkan, artinya akan ada pembatasan bagi pemburu Amerika yang akan bepergian ke Afrika untuk membawa kembali jerapah yang telah dibantai.

Sebagai informasi, Amerika mengimpor 21.402 ukiran tulang, 3.008 lembar kulit, dan 3.744 aneka trofi buruan dari jerapah selama satu dekade terakhir. Sedikitnya, 3.700 jerapah terbunuh untuk keperluan itu.

Flocken menjelaskan bahwa, untuk saat ini, Amerika belum bisa berbuat banyak untuk mencegah perburuan jerapah di Afrika. Peraturan impor piala mungkin akan digalakkan.

“Saat ini, tidak ada hukum AS atau internasional yang melindungi jerapah dari eksploitasi berlebihan untuk perdagangan. Jelas, waktunya untuk mengubah itu,” lanjutnya.

Artikel Terkait