Intisari-Online.com – Apabila kita melihat panda dan orangutan, keduanya menjadi hewan dengan populasi sedikit yang terancam punah. Sedangkan apabila kita melihat jerapah, maka kita akan berpikir bahwa populasi hewan itu tinggi dan tidak terancam punah.
Ya, kedua fakta tersebut memang benar. Akan tetapi muncul permasalahan populasi pada hewan berleher panjang yang tersebar di berbagai belahan dunia itu. Dari kurun waktu 15 tahun, populasi jerapah telah menurun sebanyak 40%. Cukup mengejutkan bukan?
Pada tahun 2000, 140.000 jerapah tersebar di benua di Afrika, akan tetapi d tahun 2015 jumlah mereka ternyata menurun hingga 80.000 ekor. Mengapa penurunan sebesar 40% atau 60.000 ekor itu terjadi? Berikut adalah beberapa alasan yang dilansir dari thealternativedaily.com dan berbagai sumber lainnya.
1. Kerusakan habitat
Ya, ini menjadi salah satu alasan utama yang disebabkan oleh keterlibatan manusia. Pembangunan dan kerusakan menjadi aktivitas utama yang dilakukan oleh berbagai pihak yang menurunkan populasi jerapah.
2. Penyakit rinderpest
Seperti yang dilansir dari girrafeworlds.com, ancaman dari alam juga muncul dalam bentuk infeksi besar-besaran bernama rinderpest yang menghasilkan kematian banyak bagi jerapah. Virus dari alam terbuka ini biasanya tersebar di air yang diminum oleh para jerapah.
Rinderpest dikenal karena tidak bisa disembuhkan dan bisa melenyapkan satu kawanan jerapah. Kedua hal itu menunjukkan betapa parahnya virus yang tersebar di perairan yang ternyata tidak terbatas hanya pada hewan jerapah.
3. Eksploitasi daging dan kulit
Jerapah menjadi salah satu sumber pencarian bagi masyarakat Afrika yang digunakan untuk makanan dan juga pemasukan di berbagai wilayah. Karena ukuran besarnya, satu buah peluru jitu dapat memberikan daging untuk pemburu beserta mereka yang mengkonsumsinya.
Tentunya pemburu gelap memiki sebuah agenda dalam eksploitasi hewan dengan leher panjang itu. Selain berburu untuk dagingnya, mereka mengeksploitasi kulit untuk dijual atau diolah untuk memproduksi tas, sepatu, hingga sabuk. Kulit jerapajh dikenal karena kuat dan berkualitas sehingga perburuan dan eksploitasi kerap terjadi.
Ingin tahu beberapa alasan lainnya? Simak bagian kedua untuk mendapatkan fakta mengapa populasi jerapah menurun cukup drastis selama 15 tahun ini.