Mengapa Populasi Jerapah Menurun Drastis Dalam 15 Tahun? (2)

Bramantyo Indirawan

Editor

Mengapa Populasi Jerapah Menurun Drastis Dalam 15 Tahun? (2)
Mengapa Populasi Jerapah Menurun Drastis Dalam 15 Tahun? (2)

Intisari-Online.com – Pada tahun 2000, 140.000 jerapah tersebar di benua di Afrika, akan tetapi d tahun 2015 jumlah mereka ternyata menurun hingga 80.000 ekor. Mengapa penurunan sebesar 40% atau 60.000 ekor itu terjadi? Melanjutkan artikel sebelumnya, berikut adalah beberapa alasan yang dilansir dari thealternativedaily.com dan berbagai sumber lainnya.

4. Acuhnya manusia pada jerapah

Ya, faktanya populasi jerapah terus menurun, akan tetapi manusia memberikan perhatiannya kepada hewan lain tanpa melihat kenyataan yang terjadi pada ancaman populasi.

Contohnya adalah gajah yang kini berjumlah 470.000 atau enam kali lebih banyak daripada jerapah liar. Melalui fakta itu cukup janggal apabila masyarakat hanya memberikan banyaknya perhatian mereka kepada gajah.

David O’Connor adalah seorang peneliti dari Kebun Binatang San Diego percaya bahwa persepsi mengapa kita acuh pada fakta populasi jerapah menurun berasal dari kebudayaan populer.

Informasi yang diberikan oleh buku anak-anak mendistorsi kenyataan dengan kehadiran jerapah di berbagai literatur atau media hiburan. Selain itu keberadaan hewan itu di kebun binatang juga menjadi faktor utama mengapa persepsi kita seakan acuh pada kenyataan tersirat.

Dilansir dari abcnews.com, Julian Fennessey sebagai penemu dan direktur Lembaga Konservasi Jerapah percaya bahwa tidak adanya perhatian dari kelompok konservasi juga menjadi alasan populasi menurun.

Dengan istrinya, Fennessey mengelola lembaga itu di Namibia karena tidak menemukan orang-orang atau konservasi yang peduli terhadap jerapah. Alasan lain mengapa populasi hewan itu menurun adalah kesalahan klasifikasi jenis spesies.

Kini Jerapah memiliki 9 spesies yaitu Angolan, Kordofan, Masai, Nubian, Reticulated, Rothschild, Afrika Selatan, Thornicroft dengan sisa 550 ekor, dan Afrika Barat dengan 49 ekor tersisa.

5. Dijadikan obat

Seperti yang dilansir dari abcnews.com, di Tanzania muncul sebuah tren di jalanan bahwa masyarakatnya mengonsumsi jerapah karena dikatakan bisa menyembuhkan HIV-AIDS. Bagian otak dan tulang menjadi bagian spesifik yang digunakan untuk mengobati virus berbahaya tersebut.

Ya, lima alasan itu menunjukkan sebuah fakta bahwa jerapah juga bisa terancam apabila kita berdiam diri. Kepedulian diperlukan dan berbagai hal bisa kita lakukan seperti mengadopsi jerapah untuk membiayakan mereka di alam bebas atau mendukung lembaga yang peduli dengan hewan berleher panjang seperti apa yang dilakukan Fennessey.