Find Us On Social Media :

Ilmu Maling Tempo Doeloe: Bekalnya Mulai dari Primbon Hingga Kalamuding alias Ilmu Setan

By Ade Sulaeman, Jumat, 21 April 2017 | 14:30 WIB

Sehelai Bulu Burung Sekoci Ungkap Kasus Pencurian Emas

Maling tengahan (pencuri kelas menengah), misalnya, memiliki cara-cara perhitungan yang berbeda dari maling ketut yang lebih kawakan dan ditakuti.

Tiap-tiap metode perhitungan memiliki nama sendiri, seperti pujangga sanga (sembilan cerdik pandai), kalamuding (ilmu setan, kala = setan, muding = ilmu), naga dina, sahat nabi dan rajamuka.

Cara-cara perhitungan ini ada yang digunakan sendiri-sendiri, tapi ada juga yang dipakai secara berkombinasi.

Maling ketut, misalnya, selalu mengkombinasikan metode naga dina dengan metode sahat nabi.

Yang pertama dipakai untuk menentukan ke arah mana ia harus mencari calon korban pada hari-hari tertentu, sedang yang kedua untuk menentukan jam yang paling baik untuk berangkat ke lokasi di mana pencurian akan dilakukan.

Cara melakukan perhitungan-perhitungan ini relatif rumit.

Metode-metode tertentu malah harus ditunjang dengan alat bantu, seperti gambar atau diagram.

(Artikel ini ditulis oleh Muljawan Karim, dimuat di majalah Intisari edisi Mei 1987 dengan judul asli Ilmu Maling Tempo Doeloe)