Find Us On Social Media :

Lama Jadi Musuh Bebuyutan AS di Laut China Selatan, China Sulit Netral Jika Konflik Korut-AS Meletus

By Ade Sulaeman, Rabu, 19 April 2017 | 12:30 WIB

Pasukan China dalam kondisi siaga di perbatasan Korut.

Intisari-Online.com - Perang Korea yang berlangsung dari 1950-1953 dan bersifat saling mempertahankan ideologi (komunis-demokrasi) itu, militer China secara terang-terangan turun ke gelanggang membela Korut.

(Baca juga: Jika AS Benar-benar akan Menyerang, Korut Bersiap Lakukan Serangan Nuklir ke AS)

China turut membela Korut karena sama-sama negara berideologi komunis dan dalam pertempuran di sepanjang perbatasan China-Korut, banyak tentara AS-Korsel yang bertempur masuk ke wilayah China sehingga menimbulkan korban.

Sejumlah jet-jet tempur AS juga kerap melanggar wilayah udara China dan berakibat pada bentrokan di udara ketika pesawat tempur China berusaha melakukan penghadangan.

(Baca juga: Dari yang Salah hingga yang Absurd, Ini 10 Video yang Dianggap sebagai Kebohongan Propaganda Korea Utara)

Banyak jet tempur China yang dipiloti oleh orang Rusia sehingga secara tak langsung Perang Korea juga telah melibatkan Rusia (Uni Soviet).

China pun akhirnya melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Korsel baik melalui gempuran di udara maupun darat.

Salah satu kehebatan pasukan China dalam Perang Korea adalah taktik serbuan gelombang manusia yang dilaksanakan secara susul-menyusul.

Serbuan dengan risiko kehilangan banyak pasukan itu hanya bisa dilaksanakan oleh personel paling berani karena mereka tak akan lari mundur kendati harus terus maju sambil melompati mayat rekannya yang gugur.

(Baca juga: Maut di Ruang Udara Korea: Ajang Duel Jet-Jet Tempur Generasi Pertama)

Pasukan AS dan PBB berusaha keras menahan laju gempuran gelombang manusia itu dengan menembakkan senapan mesin secara masif.

Salah satu serangan berupa gelombang manusia yang dikerahkan secara besar-besaran berlangsung pada bulan April-Mei 1951.