Find Us On Social Media :

Penculikan Bung Karno Terhenti di Jalan Gara-gara Fatmawati Menyusui Guntur Yang Masih Bayi

By Agustinus Winardi, Sabtu, 18 Agustus 2018 | 08:00 WIB

Intisari-online.com - Ketika pada 15 Agustus 1945 secara resmi Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, langsung terjadi perubahan besar di Indonesia.

Indonesia yang sudah 3 tahun  dijajah Jepang (1942-1945), otomatis menjadi negara yang ‘bebas’ meski belum secara resmi bisa merayakan kemerdekaannya.

Jepang sendiri menjadi bingung dengan keberadaannya di Indonesia tapi cenderung mematuhi Sekutu untuk tetap mengamankan Indonesia sambil menunggu pasukan Sekutu masuk untuk mengambil alih kekuasaan.

Tapi di mata organisasi-organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, menyerahnya Jepang kepada Sekutu itu justru dianggap sebagai kesempatan untuk memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan Jepang.

Akan tetapi demi mempersiapkan kemerdekaan untuk Indonesia, Jepang sendiri telah membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang pada tanggal 16 Agustus 1945 akan mengadakan rapat yang dipimpin Soekarno untuk mempersiapkan kemerdekaan RI.

Baca juga: Kisah Lusinan Surat Bung Karno yang Punya Peran Vital dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Masih adanya campur tangan Jepang itu membuat para tokoh muda seperti  Sutan Syahrir, Sukarni dan Chaerul Saleh berencana menculik Bung karno.

Tujuannya adalah untuk mengamankannya di suatu tempat agar sepak terjang Bung Karno  tidak dipengaruhi oleh Jepang.

Selain menculik Bung Karno, para pemuda pimpinan Sukarni ternyata berencana melakukan pemberontakan untuk menguasai Jakarta dari tangan Jepang.

Tapi jika pemberontakan untuk menguasai Jakarta dan melumpuhkan pasukan Jepang itu gagal, para pemuda dari kelompok pemberontak pasti dihukum mati oleh Jepang.

Bahkan Bung Karno yang dijadikan pemimpin oleh para pemuda pemberontak juga ikut dihukum mati jika aksi pemberontakan  berakhir dengan kegagalan.

Baca juga: Pernyataan Cinta Lewat Rayuan Maut Bung Karno kepada Fatmawati

Demi mengamankan Bung Karno dari pengaruh Jepang sekaligus menyembunyikan Bung Karno jika pembrontakan gagal, para pemuda di bawah pimpinan Sukarni yang dibantu anggota PETA (Pembela Tanah AIR) kemudian menculik Bung Karno dan Bung Hatta pada 16 Agustus 1945 dini hari.