Find Us On Social Media :

Kisah Ini Mengajarkan Kita Bagaimana Zona Nyaman Bisa 'Membunuh' Keajaiban yang Kita Miliki

By K. Tatik Wardayati, Senin, 10 April 2017 | 20:45 WIB

Jangan terjebak dalam zona nyaman yang melenakan

Intisari-Online.com – Seperti kita ketahui, belalang adalah binatang kecil berkaki panjang yang sangat hebat dalam urusan soal melompat. Konon ia bisa melompat hingga 100 kali lebih dari panjang badannya.

Demi menguji kehebatan dan pola lompat belalang, sebuah perguruan tinggi mengadakan penelitian dengan menangkap seekor belalang muda yang sehat dan memasukkan ke dalam sebuah kotak berudara, yang di atasnya diberi penutup kaca untuk mengamati ulah si belalang.

Hari pertama, si belalang melakukan lompatan seperti yang biasa dia lakukan di alam terbuka dan...huup, segera kepalanya terantuk kaca penutup.

Pada hari yang sama, kegiatan serupa dilakukannya beberapa kali, dan sebagai akibatnya, si belalang merasakan kesakitan pada tubuhnya yang terbentur berkali-kali.

Rupanya, pengalaman itu mengajarkan kepada si belalang untuk mengubah pola lompatan, yang tadinya dengan sekuat kemampuannya, sekarang menyesuaikan diri dengan ketinggian penghalang.

Selang beberapa hari, tidak terdengar lagi suara benturan badan belalang ke kaca, dari pengamatan si peneliti, si belalang masih melakukan lompatan, tetapi hanya setinggi di bawah kaca penutup dan tidak mengenainya kaca sama sekali.

Setelah si belalang tidak membentur kaca penutup lagi, sang penetili kemudian menurunkan ketinggian penutup kaca. Terjadi pola yang sama. Pada lompatan-lompatan awal, terdengar benturan badan belalang ke penutup kaca berkali-kali.

Dan kembali si belalang mengubah pola ketinggian lompatannya untuk menghindari benturan dan kesakitannya. Hingga suatu ketika, setelah beberapa waktu, tidak lagi terdengar benturan badan belalang ke kaca penutup.

Setelah sekian lama, dengan ketinggian kaca penutup yang diturunkan secara berkala, akhirnya ketinggian kaca penutup ditempatkan hingga setinggi tubuh si belalang. Si belalang perlu lagi bisa melompat, dia hanya bisa bergeser dan berputar sekitar tempatnya bernaung.

Selama ini, makanan selalu diberikan dengan posisi yang tercukupi. Akibatnya, belalang sibuk makan dan tidak pernah melompat lagi.

Hingga suatu hari. Si peneliti melepas kembali belalang ke ruang dan alam bebas, ternyata si belalang hanya mampu berjalan ke sana kemari. Ia tetap berusaha mencari makan, tetapi tidak lagi dengan melompat sama sekali.

Hidup manusia sebenarnya laksana belalang dalam kisah tersebut. Sebab kita sering kali menghadapi halangan dan tantangan yang kadang membuat kita merasa tidak bisa melompat tinggi. Selain itu kenyamanan yang kita terima setiap hari, malah sering "menjebak" kita dalam zona nyaman yang sulit kita tinggalkan.