Intisari-Online.com – Sebuah negara sedang terlibat perang dengan negara tetangga. Raja memerintahkan supaya semua rakyatnya untuk mendukung para prajurit.
Raja lalu menempatkan sebuah tong besar di semua jalan-jalan di mana orang bisa mengisi dengan susu untuk para prajurit. Para pejabat istana tiba untuk mengumpulkan susu pada hari pertama. Mereka menuang susu ke wadah yang lebih besar lagi. Tapi itu sebenarnya bukan susu, hanya air biasa. Alasannya sederhana. Semua orang berpikir bahwa orang lain akan menuangkan susu dan tidak ada yang akan melihat jika mereka menambahkan air, bukannya susu.
Seorang pedagang susu selalu menjual susunya yang bercampur air. Ia mengumpulkan banyak kekayaan dengan praktik tidak bermoral ini. Ia berangkat untuk membeli sapi baru, membawa uang dalam kantong kain. Dalam perjalanan, ia tidur di bawah pohon di tepi sungai. Beberapa monyet tampak ada di atas pohon itu. Salah satu monyet turun, menyambar tas yang tergeletak di dekat pedagang yang tidur dan kembali bergelantungan di pohon. Duduk di cabang yang tinggi, monyet itu membuka tas dan mulai menjatuhkan uang. Setengah dari jumlah uangnya jatuh ke tanah, sementara setengahnya lagi jatuh ke sungai yang mengalir dan hilang. Pedagang itu terbangun dan terlihat sedih. Ia menangis. Seseorang lewat dan ia tahu pemikiran bisnis penipuan yang dilakukan pedagang itu, katanya, “Apa yang diperoleh dari air telah kembali ke air!”
Ada beberapa keluarga di India yang mencari nafkah dengan menjaga sapi dan menjual susu. Tidak sedikit, ikan kecil ditemukan dalam botol susu segar yang dijual oleh penduduk desa. Penyebabnya pun ditemukan. Rupanya, anak laki-laki yang menjual susu telah menambahkan air ke dalam botol langsung dari sungai yang penuh ikan kecil.
Praktik penyampuran susu atau apapun dengna bahan lainnya merupakan ancaman yang sering kali kita temui zaman ini. Banyak pengusaha yang menyatakan bahwa itu adalah bagian dari bisnis. Pengusaha jujur dan tulus terus digalakkan.
Lebik baik memperoleh penghasilan kecil tapi jujur, daripada mengumpulkan aset besar dengan cara tidak jujur.