Intisari-Online.com – Seorang guru yang baru diangkat, ditugaskan untuk menangani sebuah kelas di sebuah sekolah. Guru yang menangani kelas itu memiliki kesan yang sangat buruk tentang murid di kelas itu. Jadi dia mengingatkan guru baru tentang mereka dan menyarankan dia agar lebih keras, ketat, dan kasar sejak awal.
Dipengaruhi oleh nasihat tersebut, guru baru ini masuk kelas dengan wajah muram sambil melambaikan tongkat untuk membuat rasa takut muridnya. Para murid takut melihat ekspresinya. Guru baru itu bertanya kepada mereka sebuah pertanyaan untuk menguji pengetahuan mereka sebelumnya dan meminta muridnya agar mengangkat tangan kanannya sebelum menjawab pertanyaan.
Banyak muridnya yang mengangkat tangan meereka. Murid yang tidak mengetahui jawabannya hanya duduk diam, mengantisipasi reaksi keras sang guru. Sambil memandang muridnya, ia melihat seorang murid laki-laki di barisan terakhir mengangkat tangan kirinya, bukan tangan kanannya. Guru baru itu menganggap bahwa murid ini tidak disiplin, karena ia berprasangka berdasarkan laporan dari guru sebelumnya. Ia menganggap mungkin ini murid badung di kelas itu.
Dibawa oleh kemarahan, guru baru itu bergegas menuju ke bangku murid laki-laki itu dambil membawa tongkatnya, berteriak, untuk memberi peringatan juga bagi semua murid. Anak malang itu jatuh dan menangis keras. Rupanya tangan kanannya lumpuh, itu sebabnya ia mengangkat tangan kirinya, bukan tangan kanannya, untuk menunjukkan bahwa ia tahu jawaban dari pertanyaan sang guru.
Guru baru itu terkejut. Ia mencoba berbagai cara untuk menenangkan anak itu. Kemudian ia tahu bahwa anak itu menjadi korban polio dan menggunakan tangan kiri untuk menulis, karena tangan kanannya benar-benar lumpuh.
Kejadian itu mengubah sifat guru baru itu. Ia menjadi ramah kepada setiap murid, bertanya pada mereka pertanyaan pribadi dan mempelajari nama-nama muridnya, kemampuan mereka masing-masing, cacat, bakat khusus, dan latar belakang keluarga dari setiap murid di kelasnya. Dengan pendekatan personal dan penuh kasih sayang ini, guru baru itu dengan mudah memenangkan penghargaan dan kekaguman mereka. Ia menjadi guru yang sangat sukses dan dicintai serta dihormati oleh semua muridnya.
Bias dan prasangka pribadi dapat mengganggu penilaian dan merusak hubungan manusia. Pendekatan secara pribadi dengan interaksi yang intim dengan orang lain adalah metode terbaik dari sebuah pengajaran. Dengan menunjukkan cinta maka akan dengan mudah memberikan pengajaran.