Find Us On Social Media :

Bukan Karena Sewenang-wenang, Ternyata Ada Alasan Aneh di Balik Banyaknya Kaisar Romawi Kuno yang Dibunuh

By Tatik Ariyani, Senin, 13 Agustus 2018 | 06:30 WIB

Intisari-Online.com - Romawi kuno adalah tempat terburuk untuk menjadi seorang kaisar. Selama 500 tahun masa pemerintahannya, sekitar 20 persen kaisar Romawi dibunuh ketika sedang berkuasa. Hal apa yang memicunya?

Menurut studi terbaru, kita bisa menyalahkan hujan.

Ketika curah hujan sangat rendah, pasukan Romawi yang bergantung kepada tanaman dari petani lokal, akan kelaparan.

“Pada akhirnya, itu akan membuat mereka memberontak,” kata Cornelius Christian, pemimpin studi sekaligus asisten profesor ekonomi di Brock University, Kanada.

Baca Juga: 5 Fakta Patung GWK di Bali, Salah Satunya Merupakan Patung Tembaga Terbesar di Dunia!

Baca Juga: 10 Deretan Artis yang Hampir Tak Bisa Dikenali Karena Makeup Karakter yang Keren!

“Pemberontakan tersebut meruntuhkan dukungan pada kaisar dan membuat mereka rentan terhadap pembunuhan,” imbuhnya.

Christian, yang menganggap dirinya sebagai sejarawan ekonomi, mendapat hasil penemuan ini dengan menggunakan data iklim dari studi yang dipublikasikan di jurnal Science pada 2011.

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis ribuan fosil cincin pohon dari Prancis dan Jerman.

Mereka lalu menghitung jumlah curah hujan di sana setiap musim semi selama 2500 tahun terakhir. Area ditemukannya fosil merupakan perbatasan Romawi pada masa itu, di mana pasukan militer ditempatkan.

Baca Juga: Inilah Kebahagiaan Beruang Coklat yang Bebas Setelah 17 Tahun Dikurung dalam Kandang yang Sempit

Christian kemudian mengumpulkan data tentang pemberontakan  dan pembunuhan kaisar Romawi kuno.

Ia menggabungkan beberapa angka dan faktor ke dalam sebuah formula dan menemukan fakta bahwa “curah hujan yang rendah memicu peningkatan pembunuhan. Sebab, curah hujan rendah berarti lebih sedikit makanan yang tersedia”.