Find Us On Social Media :

Gara-gara Lupa Jemur Parasut, Sejumlah Pasukan Payung TNI Gugur saat Latihan

By Agustinus Winardi, Jumat, 7 April 2017 | 17:40 WIB

Pasukan TNI AU wajib mahir terjun payung

Intisari-Online.com - Demi mempersiapkan diri untuk tampil dalam atraksi terjun payung pada acara hari jadi TNI AU Ke-71 (Minggu 9/4), pasukan Paskhas dan reguler TNI AU juga melakukan latihan penerjunan dengan penuh kedisiplinan.

(Coffee Morning, Saat Para Pilot Pesawat Tempur TNI AU Menikmati Gorengan Sebelum Latihan)

Sebagai pasukan matra dirgantara, semua personel TNI AU memang wajib memiliki kemampuan terjun payung (airborne). Kemampuan tempur itu sangat berguna ketika mereka ditugaskan untuk melaksanakan misi tempur lintas udara meggunakan pesawat transpor C-130 Hercules.

Setiap melakukan latihan penerjunan yang tidak ada bedanya dengan operasi terjun tempur sungguhan, semua personel pasukan memiliki risiko yang sama. Misalnya gugur karena payung yang tidak mengembang.

Pasalnya pada latihan terjun tahun lalu (2016) dua penerjun payung TNI AU gugur saat melakukan penerjunan di Halim Perdanakusuma dalam rangka memperingati HUT TNI AU Ke-70.

(Ketika Para Pilot TNI AU Berlatih Keras Demi Penampilan di Hari Jadi TNI AU Ke-71)

Risiko pasukan lintas udara salah satunya adalah payung yang tidak mengembang saat latihan terjun. Atau gugur ditembak musuh saat mengapung di udara dalam operasi tempur yang sesungguhnya.

Mereka telah menyadari itu tapi tak ada kata menolak ketika mereka diperintahkan untuk terjun baik saat latihan maupun bertempur. Pasukan lintas udara memang sudah dipersiapkan untuk itu. Apapun risikonya.

Dalam sejarah operasi penerjunan, TNI AU pernah melaksanakannya ketika melakukan infiltrasi ke Irian Barat/Papua tahun 1962.

Sebelum pasukan lintas udara itu siap terjun mereka dilatih terlebih dahulu di Margahayu, Bandung. Latihan terjun itu banyak diwarnai insiden gagalnya payung yang mengembang dan gugurnya para pasukan.

Setelah diselidiki ternyata para penerjun menggunakan parasut bekas militer Uni Soviet. Parasut itu harusnya dijemur dulu sebelum terjun tapi waktu dipakai ternyata belum dijemur. Akibatnya sejumlah penerjun gugur karena payung tak mengembang.

Pasukan payung juga banyak yang gugur ketika pasukan TNI melancarkan serbuan udara di Timor-Timur (1975). Pasukan yang gugur saat itu bukan karena payung yang tidak mengembang melainkan menjadi sasaran empuk tembakan terarah pasukan tempur Timor-Timur (Tropas) dari darat.

Pasukan lintas udara seperti personel TNI AU memang banyak tantangannya. Tapi mereka adalah pasukan yang sangat berani dan siap kehilangan nyawa baik saat di udara maupun di darat.

Mereka juga sudah punya motto saat mau terjun : 1. Check-recheck payung secara cermat sebelum terjun 2, Sebutlah nama Tuhan sebelum melompat 3. Gunakan payung cadangan jika payung utama tidak mengembang 4. Jika payung cadangan tetap tidak mengembang serahkan jiwa raga anda kepada Tuhan.