Penulis
Intisari-Online.com -Masih ingat dengan monyet jambul hitam bernama Naruto? Beberapa tahun yang lalu, monyet yang punya habitat di Sulawesi Utara ini menjadi bintang internet lantaran pose selfie-nya.
Foto selfie itu viral dan menjadi obrolan di seluruh dunia. Untuk mempermudah penyebutannya, publik internet pun dengan enteng menyebutnya sebagai monyet selfie—atau selfie monkey.
(Baca juga:Organisasi PETA Tempuh Jalur Hukum demi Beri Hak Cipta Foto Selfie Seekor Monyet asal Indonesia)
Beberapa tahun kemudian, monyet selfie kembali menjadi perhatian publik. Bukan karena aksinya menjepretkan kamera ke muka sendiri, melainkan karena jumlah spesies mereka dilaporkan menurun drastis.
“Monyet jambul hitam menghadapi kepunahan karena penyusutan habitat,” kata aktivis lingkungan di Sulawesi Utara, Yunita Siwi, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (5/4).
Saat ini ada sekitar 2.000 monyet jambul hitam bermukim di area seluas 8.800 hektar di Gunung Tangkoko, Sulawesi Utara. Mereka berada dalam perlindungan pemerintah, karena wilayah tersebut adalah area reservasi untuk pelestarian.
Namun, diestimasikan sekitar 3.000 monyet jambul hitam yang tersebar di dataran Sulawesi Utara lainnya berada dalam bahaya. Mereka diburu oleh manusia untuk disantap.
“Saya suka rasa dagingnya, empuk dan gurih, hampir mirip dengan babi liar dan anjing,” kata seorang warga lokal.
Para aktivis lingkungang hidup di Sulawesi Utara membuat gerakan yang dinamai "Selamatkan Yaki". Yaki sendiri adalah julukan dari warga setempat untuk monyet jambul hitam.
(Baca juga:Monyet Sebenarnya Mampu Berbicara Bila Otak Mereka Berevolusi dengan Lebih Baik)
Para anggota Selamatkan Yaki sudah mensosialisasikan pada warga bahwa monyet jambul hitam harus dilindungi karena segera punah. Namun upaya itu kurang mendapat respons positif.
Monyet jambul hitam sudah terlanjur menjadi salah satu santapan kesukaan warga. Jika sudah begini, kepunahan monyet selfie yang menggemaskan itu diprediksi tak akan lama lagi.
Dalam empat dekade saja, populasi monyet jambul hitam sudah berkurang lebih dari 80 persen. Saat ini yang tersisa tak sampai 20 persen. Bukan tak mungkin 2.000 monyet jambul hitam di Gunung Tongkokan nantinya akan jadi makhluk terakhir dari spesies mereka.