Find Us On Social Media :

Terjadi 1.500 Gempa Bumi Setiap Tahun, Begini Cara Warga Jepang Mengantisipasinya

By Mentari DP, Rabu, 8 Agustus 2018 | 20:15 WIB

Intisari-Online.com – Indonesia termasuk salah satu negara yang sering terjadi gempa bumi.

Contohnya kejadian yang baru-baru saja terjadi di Lombok.

Di mana pada Minggu (5/8/2018) sekitar pukul 18.46 WIB terjadi gempa bumi bermagnitudo 7 mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dan wilayah sekitarnya.

Akibatnya BMKG sempat mengeluarkan peringatan tsunami. Walau pada akhirnya, peringatan tersebut dicabut.

Baca juga: Lewat Dua Aplikasi Ini, Muncikari di Apartemen Kalibata City Tawarkan Prostitusi Anak

Dilaporkan ada 80 lebih korban tewas dan ratusan luka-luka. Serta ratusan wisatawan dievakuasi dari daerah-daerah rawan.

Diketahui posisi Indonesia memang berada di daerah rawan gempa dan membuat kita harus selalu waspada.

Namun ternyata ada sebuah negara yang lebih rawan lagi terhadap gempa, yaitu Jepang.

Tercatat ada sekitar 1.500 serangan gempa bumi setiap tahunnya di Jepang. Maka itu, masyarakat Jepang benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi gempa.

Bahkan, Jepang menjadi negara yang memiliki kesiapan terbaik dalam menghadapi gempa bumi, lo.

1. Bangunan tahan gempa

Hampir semua gedung di Jepang dibangun supaya tahan dari guncangan gempa. Itu karena terdapat aturan standar bangunan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Tak hanya perkantoran, aturan itu juga berlaku untuk gedung sekolah.

Salah satu gedung tertinggi di Jepang, yaitu Tokyo Skytree dibangun untuk tahan bencana alam.

Baca juga: Anaknya Overdosis Setelah Makan Sabu-sabu yang Disangka Sereal, Ayah Ini Malah Enggan Minta Bantuan

2. Peringatan gempa melalui ponsel

Semua ponsel masyarakat Jepang memiliki sistem pemberitahuan gempa bumi dan tsunami. Sekitar lima sampai sepuluh detik sebelum bencana terjadi, akan muncul peringatan pada setiap ponsel.

Jadi, masyarakat memiliki waktu untuk menyelamatkan diri sesaat sebelum bencana terjadi.

Hebatnya lagi, seluruh ponsel di Jepang diprogram untuk mengeluarkan suara “Jishin desu! Jishin desu!” yang berarti “ada gempa bumi” sampai gempa berhenti.

3. Pelatihan sejak anak-anak

Pemerintah Jepang juga ternyata memberikan pengetahuan yang cukup tentang gempa bumi dan tsunami pada anak-anak.

Di sekolah, ada sesi pelatihan tentang pencegahan bencana alam yang diadakan secara rutin.

Dari pelatihan itu, anak-anak bisa mendapat pengetahuan dan mengerti apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat.

Misalnya, bersembunyi di bawah meja saat sedang terjadi gempa.

Wah, keren sekali, ya, kesiapan Jepang untuk mengantisipasi datangnya gempa bumi. Mungkin Indonesia bisa mencobanya? (Cirana Merisa)

(Artikel ini sudah tayang di bobo.grid.id dengan judul “Ada 1.500 Gempa Tiap Tahun, Jepang Lakukan 3 Hal untuk Antisipasi”)

Baca juga: Kasus Video Diduga Luna Maya dan Cut Tari: Benarkah Kita Dapat Dipidana Jika Menyimpan Video Porno?