Find Us On Social Media :

Masih Suka Boros dan Berutang? Coba Tantangan 60 Hari Tanpa ‘Jajan’ Ini

By Ade Sulaeman, Selasa, 21 Maret 2017 | 15:30 WIB

Gaya Hidup: Diikuti Salah, Ditinggal Juga Salah

Intisari-Online.com - Mengerem hasrat belanja memang enggak gampang. Untuk itu, Ivy Widjaja melakukan 60 Days No Shopping bersama tiga teman sekantornya.

Head of Customer Segmentation & Marketing PermataBank ini melakoni tantangan 60 hari tanpa belanja tersebut sepanjang November hingga Desember 2015.

(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)

Ivy dan kawan-kawannya lalu membuat grup percakapan di WhatsApp (WA), dengan aturan main: hanya boleh berbelanja yang sifatnya kebutuhan, seperti keperluan anak, sehari-hari, dan bahan pokok. “Di luar kebutuhan itu, kalau mau beli apa-apa harus ngomong dulu ke grup WA,” ungkap dia.

Jelas, bukan pekerjaan gampang melakukan 60 Days No Shopping. Dua minggu pertama, Ivy mengaku sangat berat menjalani tantangan itu.

(Yuk, Ajarkan Anak-anak untuk Berhemat dari yang Paling Sederhana)

Maklum, perempuan punya gengsi yang tinggi, makanya doyan berbelanja yang berkaitan dengan gaya hidup. “Ketika itu saya mau marah, kenapa beli lipstik saja saja, misalnya, enggak boleh. Saya kesal,” ujarnya.

Tapi, berkat saling mendukung satu sama lain, Ivy bisa melewati tantangan selama dua bulan itu. Hasilnya, ia banyak melakukan penghematan.

Yang nyata bisa diukur adalah tagihan kredit kreditnya terpangkas hingga 50%. Hasil lain: mengerem keinginan belanja jadi kebiasaannya hingga kini.

(Demi Efisiensi Energi, Lakukan 5 Kiat Menghemat Listrik di Rumah)

Ya, gaya hidup memang bisa membuat pengeluaran boros. Ini termasuk pengeluaran-pengeluaran kecil untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan tapi dilakukan berulang kali.

Pengeluaran semacam ini dikenal juga dengan sebutan Latte Factor. Contohnya, membeli kopi di gerai coffee shop setiap hari, beli aksesori baru setiap bulan.