Penulis
Intisari-Online.Com – Para peneliti dari The Sexpo Foundation merekomendasikan penggunaan boneka seks anak-anak untuk mencegah kasus pedofilia dan pelecehananak-anak di dunia nyata.
Polisi Norwegia menemukan bahwa penjualan boneka seks yang diimpor dari Hong Kong meningkat. Dalam waktu enam bulan, ada 20 boneka yang disita oleh petugas kepolisian. Boneka seks memang dilarang di Norwegia.
Badan Investigasi Kriminal di Norwegia mengatakan, mereka yang memesan boneka seks adalah pria berusia 18 hingga 60 tahun. Beberapa dari mereka telah melakukan pelecehan seksual kepada anak-anak. Polisi takut dengan adanya aksi impor boneka seks ini, mereka terinspirasi untuk melakukan pelecehan seksual kepada anak-anak di waktu selanjutnya.
Namun, dalam surat terbuka yang dikirmkan untuk pemerintah Norwegia, The Sexpo Foundation mengatakan, boneka seks tidak seharusnya dilarang. “Sexpo dan beberapa studi internasional telah menunjukkan bahwa aksi kekerasan seksual pada anak bisa dikurangi jika memberikan pedofil pelampiasan akan hasrat mereka. Dan boneka seks bisa menjadi alat penyalurannya,” kata Tommi Paalanen, Direktur Eksekutif The Sexpo Foundation.
Tommi menambahkan, seseorang yang rela menggunakan banyak uang dan usahanya untuk membeli bonek seks tersebut berarti telah memutuskan bahwa ia ingin memuaskan hasratnya ke sana – bukan anak-anak. Oleh karena itu, The Sexpo Foundation meminta agar pemerintah Norwegia tidak membatasi persediaan boneka seks tersebut.