Find Us On Social Media :

Setelah Kehilangan 1/6 Bagian Otak, Hal Menakjubkan Kemudian Terjadi pada Bocah Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 2 Agustus 2018 | 16:15 WIB

Intisari-Online.com- Otak manusia memang salah satu bagian dari organ tubuh yang menakjubkan.

Beberapa kasus menunjukkan kehidupan luar biasa yang dijalani oleh mereka yang diketahui mengalami kerusakan otak.

Bahkan seperti dilaporkan pada Science Alert, Rabu (1/8/2018), hal luar biasa terjadi pada seorang bocah yang kehilangan 1/6 bagian otaknya.

Ketika hampir berusia tujuh tahun, bocah berinisial UD itu menjalani operasi lobektomi.

Baca Juga: Pertumpahan Darah di Kerajaan Mataram Gara-gara Bapak dan Anak Jatuh Cinta Pada Wanita yang Sama

Yakni mengurangi sepertiga bagian otak kanannya untuk mengendalikan kejang.

Dokter mengangkat lobus temporal oksipital dan posterior kanan, bagian yang penting bagi penglihatan dan pengolah kata.

Meski terdengar menakutkan, proses operasi itu terhitung berhasil.

Setelah operasi, peneliti menemukan fakta bahwa meskipun UD tak dapat melihat apa yang ada di kirinya, namun bagian kiri otaknya dapat menjalankan tugas yang biasa dilakukan oleh otak kanan.

Baca Juga: 24 Tahun Dipenjara, Pria Ini Berhasil Buktikan Dirinya Tidak Bersalah dengan Cara Memilukan

Termasuk untuk mengenali wajah dan objek.

"Satu-satunya kekurangan adalah dia tidak bisa melihat seluruh bidang visual," kata Marlene Behrmann, seorang ahli saraf dari Carnegie Mellon University.

Ketika UD melihat ke depan, informasi visual yang jatuh di sisi kiri tak dapat diinput dan diproses.

Namun, dia masih dapat menyiasatinya dengan memutar kepalanya.

Selain kehilangan penglihatan, para peneliti mengatakan bahwa bagian otak yang hilang tidak mengganggu kehidupan sehari-hari UD.

Baca Juga: Ditakuti Kekaisaran Romawi, Attila sang Hun Diyakini Mati Mimisan pada Malam Pernikahannya

Baik sebelum atau sesudah operasi, dia memiliki IQ di atas rata-rata.

Tak hanya itu, kemampuan berbahasa dan persepsi visualnya juga berjalan normal sesuai usianya.

Para peneliti menggunakan mesin fMRI selama tiga tahun untuk memantau perkembangan otak UD.

Pada titik ini, para peneliti tidak sepenuhnya memahami bagaimana otak UD yang tersisa mampu mengambil alih tugas dari otak yang telah dihilangkan.

Kesimpulannya, otak memiliki daya imbang besar yang luar biasa untuk beradaptasi.

Baca Juga: Sanggupkah 'Gigi Naga' Ini Perlambat Pergerakan Tank Besar pada PD I?