Find Us On Social Media :

Pelaku Teroris Tunggal, Bukti Indoktrinasi Teroris Lewat Medsos Berjalan Efektif

By Agustinus Winardi, Sabtu, 25 Maret 2017 | 10:00 WIB

Malapetaka akibat serangan teroris tunggal mengunakan truk di kota Nice, Perancis.

Intisari-online.com -  Akhir-akhir ini telah terjadi perkembangan baru dalam aksi terorisme dengan pelaku tunggal.

Kejadian teror di Perancis pada Minggu (19/3/2017), teror bom panci di Bandung, Senin (27/2/2017),  dan pelaku penusukan 5 polisi di Tangerang (20/10/2016) jelas-jelas menunjukkan  bahwa pelaku teror adalah tunggal. 

Meskipun begitu, para pelaku tunggal itu awalnya merupakan salah satu anggota kelompok teroris tertentu.

Munculnya pelaku tunggal dalam tindak terorisme ini mengindikasikan bahwa indoktrinisasi para kelompok teroris kepada calon teroris tunggal  melalui media sosial sudah berjalan efektif.

Lewat media  sosial seseorang memang lebih mudah dipengaruhi untuk jadi teroris dengan biaya murah.

Bisa dikatakan murah karena seseorang yang sudah terindoktrinisasi terorisme  bisa melakukan serangan terencana dengan modal minim dan nekad.

Ia tak perlu merangkai bom atau membuat bahan peledak berdaya ledak tinggi karena butuh waktu dan biaya serta kerja sama dengan orang lain.

Jika perlu, ia cukup mencuri kendaraan dan menabrakkan diri ke kerumunan orang seperti serangan truk di Nice, Perancis (15/7/2016).

Berkat  modal indoktrinisasi terorisme yang sudah  tertanam di dalam dirinya, ia bisa menyerang sasaran yang dianggapnya musuh menggunakan sebilah pisau, peledak berdaya rendah,bahkan kalau perlu merebut senjata dari aparat keamanan.

Tujuan utama teroris individu umumnya menyerang sasaran yang dianggapnya potensial tanpa mempedulikan dirinya tewas.

Pasalnya kematian bagi dirinya sesuai keyakinan indoktrinisasi  merupakan tindakan mulia dan harus dicontoh oleh para calon teroris lainnya.

Namun sesungguhnya aksi nekad teroris tunggal itu juga selalu dipantau oleh kelompok teroris besar lainnya.