Find Us On Social Media :

Doa Seorang Ibu: ‘Semoga Anakku Meninggal Lebih Dulu’

By Ade Sulaeman, Jumat, 17 Maret 2017 | 13:30 WIB

Mbah Satuni (79) bersama kedua anaknya yang mengalami gangguan jiwa dan lumpuh, saat ditemui dirumahnya Desa Mlekang RT 06 RW 01 , Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jateng, Kamis (16/3/2017)

Intisari-Online.com - "Muga-muga anakku sing mati dhisik, nek aku ndisiki sing arep ngopeni anakku sing gendheng lan lumpuh njur sapa," (Mudah-mudahan anakku meninggal lebih dulu, kalau aku duluan, siapa yang akan merawat anakku yang sakit jiwa dan lumpuh).

Siapa yang tak terenyuh mendengar ungkapan penderitaan janda berumur 79 tahun ini. Tinggal di gubuk reyot dengan beban tambahan dua anak yang lumpuh dan mengalami gangguan jiwa.

(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini?)

Ya, dialah Mbah Satuni, janda tua yang mendiami sepetak hunian berlantai tanah dengan dinding kayu dan bambu yang telah lapuk dimakan rayap. Jika hujan turun, nenek renta yang sudah puluhan tahun menjanda ini harus berdesakkan dengan Sunardi dan Kasbun, dua anaknya yang berkebutuhan khusus dan ditinggalkan almarhum suaminya saat masih anak-anak.

Tanpa warisan sepeser pun, Mbah Satuni membesarkan dua putranya yang perlu perawatan ekstra tersebut. Ia sempat shock ketika suaminya meninggal. Sebab biasanya segala aktivitas dilakukan berdua.

"Kulo supe,  tinggale pun ndangu. Riyin nopo nopo nggih wong kaleh. (Saya lupa, meninggalnya, sudah lama. Dulu ada apa-apa dilakukan berdua)," kata Satuni, tatapannya menerawang, saat ditemui Kompas.com, Kamis (16/3/2017).

(Musuh Dunia Itu Bernama Kelaparan dan Kemiskinan)

Sambil duduk dan diapit dua anak kesayangannya di ruang tamu rumahnya yang berada di Desa Mlekang, RT 06 RW 01, Kecamatan,Gajah, Kabupaten Demak, Jateng, Mbah Satuni yang pantang menyerah ini berkisah.

"Sunardi lare kula, umure 55 tahun. Bocahe pun mboten nggenah, edan. Pernah kesah 15 hari tapi ketemu malih. Amargo kenthir, terus pisahan kalih bojone. Pun 20 tahun ditilar bojone. Nggih pun gadah lare. (Anak saya Sunardi umurnya 55 tahun. Anaknya sudah gila. Karena gila, berpisah dengan istrinya. Sudah 20 tahun, ditinggalkan istrinya. Ya, sudah punya anak)," ujarnya.

Ia berharap lebih baik anaknya yang gila dan lumpuh mati lebih dulu daripada dirinya.

(Suami Batal Berangkat Honeymoon, Perempuan Ini Buat Banyak Foto Muka Sedih di Berbagai Tempat Wisata)

"Mati lah seng penting kulo reti. Lha nek mati di sini gak popo, asal ojo neng dalan. (Biar meninggal asal saya tahu. Kalau meninggal di sini enggak apa-apa, asal jangan di jalan)," katanya pasrah.