Find Us On Social Media :

Dirancang Agar Tak 'Terlihat', Pesawat Siluman F-35 AS Justru Mudah Dilacak Situs Penerbangan Sipil Ini, Kok Bisa?

By Tatik Ariyani, Minggu, 29 Juli 2018 | 10:00 WIB

Intisari-Online.com - Amerika telah menghabiskan banyak biaya untuk membuat pesawat tempur siluman/stealth F-35 yang tidak akan terlihat oleh musuh-musuhnya.

Tetapi, rupanya F-35 punya musuh yang dapat melacak keberadaannya.

Pelacak itu adalah pelacak penerbangan sipil yang akan memberitahu lokasi F-35 selama penerbangan.

Menurut situs Web penerbangan The Aviationist, sebuah F-35 Israel berhasil dilacak oleh situs penerbangan flightradar24.com.

Baca Juga: Trailer Wiro Sableng Tayang Perdana: Vino G Bastian Penuhi Wasiat Mendiang Penulisnya ini

Baca Juga: Berbekal Tablet Ini, Para Narapidana Berhasil 'Rampok' Uang Penjara Senilai Rp3,2 Miliar

Pada 23 Juli 2018, F-35 terlihat sepenuhnya di website tracking penerbangan flightradar24.com karena misi penerbangan dilakukan dari pangkalan udara Nevatim.

Avionist mengatakan bahwa pesawat bisa dipantau selama sekitar 1 jam dari atas laut utara Gaza kemudian terbang ke utara untuk beroperasi di dekat Haifa.

Pelacak penerbangan bahkan memberikan rincian tentang transponder pesawat.

"F-35 menggunakan kode hex AS (AF351F, pertama kali masuk pada 15 November 2016 di Live ModeS dan sejak itu secara teratur dilacak di AS) menjadi salah satu pesawat Adir yang dikirimkan ke Angkatan Udara Israel dalam beberapa minggu terakhir. Kode hex adalah alamat ICAO (International Civil Aviation Organization) unik 24-bit yang ditugaskan untuk transponder Mode-S / ADS-B."

Baca Juga: Berlangsung 10 Detik, Gempa Lombok Sebabkan Banyak Bangunan Rusak, Korban Jiwa Masih Didata

Pada titik ini, orang mungkin bertanya-tanya mengapa pesawat tempur siluman beroperasi dengan transpondernya.

Salah satu kemungkinan adalah bahwa ini langkah yang disengaja untuk membiarkan musuh-musuh Israel, terutama Suriah dan Iran, tahu bahwa F-35 Israel ada di luar sana.

Tindakan semacam ini belum pernah ada sebelumnya.

Aviationist mencatat bahwa RC-135 dan platform ISR (Intelijen, Pengawasan dan Pengintaian) strategis lainnya, termasuk Global Hawks, beroperasi di daerah yang sangat sensitif, seperti di Ukraina dan Semenanjung Korea, dengan ADS-B dan Mode-S dihidupkan, jadi bahkan komersial dari situs web pelcakan publik dapat memantau mereka.

Baca Juga: 'The Power Of Netizen', Malaysia Akhirnya Minta Maaf Atas Insiden Bendera Indonesia Terbalik

Namun, Israel tidak merahasiakan bahwa skuadron F-35I Adir pertaa mulai beroperasi tahun lalu dan pesawat telah melakukan debut tempur dengan serangan terhadap Suriah awal tahun ini.

Jadi, apa yang bisa diperoleh dengan membuat pesawat cepat terlihat pada pelacak penerbangan?

Penjelasan yang lebih sederhana adalah hal itu karena kesalahan sederhana.

Sebagai contoh, beberapa pesawat NATO secara tidak sengaja meninggalkan transponder mereka pada saat menerbangkan serangan udara atas Libya pada tahun 2011, seperti halnya pesawat AS yang terbang di atas Afghanistan dan bahkan Air Force One, kata Aviationist.

Terlepas dari kesengajaan atau tidak, insiden F-35 Israel menyoroti masalah dengan pesawat siluman.

Mesin terbang yang dirancang untuk meminimalkan deteksi oleh radar ternyata masih perlu berbagi ruang udara dengan banyak pesawat lain di langit.

Hal itu berarti bahwa pesawat lain serta kontrol lalu lintas udara perlu mengetahui lokasi pesawat siluman.

Mungkin tidak ada bahaya dalam pesawat siluman yang menghidupkan transpondernya melalui udara yang ramah.

Atau, mungkin ada alasan bagus mengapa pesawat siluman pada misi tertentu harus menjaga kerahasiaan lokasinya.

Hal yang sama berlaku untuk drone, sebuah pesawat terbang denga kontrol manusia atau tanpa kendali, dapat menjadi bahaya bagi diri mereka sendiri dan pesawat lain.

Itulah sebabnya mengapa pemerintah AS masih berjuang dengan cara membiarkan drone terbang di wilayah udara nasional.

Baca Juga: Ada 11 Gempa Susulan Setelah Gempa 6,4 SR Mengguncang Lombok, Getaran Sampai ke Bali