Find Us On Social Media :

Dirancang Agar Tak 'Terlihat', Pesawat Siluman F-35 AS Justru Mudah Dilacak Situs Penerbangan Sipil Ini, Kok Bisa?

By Tatik Ariyani, Minggu, 29 Juli 2018 | 10:00 WIB

Tindakan semacam ini belum pernah ada sebelumnya.

Aviationist mencatat bahwa RC-135 dan platform ISR (Intelijen, Pengawasan dan Pengintaian) strategis lainnya, termasuk Global Hawks, beroperasi di daerah yang sangat sensitif, seperti di Ukraina dan Semenanjung Korea, dengan ADS-B dan Mode-S dihidupkan, jadi bahkan komersial dari situs web pelcakan publik dapat memantau mereka.

Baca Juga: 'The Power Of Netizen', Malaysia Akhirnya Minta Maaf Atas Insiden Bendera Indonesia Terbalik

Namun, Israel tidak merahasiakan bahwa skuadron F-35I Adir pertaa mulai beroperasi tahun lalu dan pesawat telah melakukan debut tempur dengan serangan terhadap Suriah awal tahun ini.

Jadi, apa yang bisa diperoleh dengan membuat pesawat cepat terlihat pada pelacak penerbangan?

Penjelasan yang lebih sederhana adalah hal itu karena kesalahan sederhana.

Sebagai contoh, beberapa pesawat NATO secara tidak sengaja meninggalkan transponder mereka pada saat menerbangkan serangan udara atas Libya pada tahun 2011, seperti halnya pesawat AS yang terbang di atas Afghanistan dan bahkan Air Force One, kata Aviationist.

Terlepas dari kesengajaan atau tidak, insiden F-35 Israel menyoroti masalah dengan pesawat siluman.

Mesin terbang yang dirancang untuk meminimalkan deteksi oleh radar ternyata masih perlu berbagi ruang udara dengan banyak pesawat lain di langit.

Hal itu berarti bahwa pesawat lain serta kontrol lalu lintas udara perlu mengetahui lokasi pesawat siluman.

Mungkin tidak ada bahaya dalam pesawat siluman yang menghidupkan transpondernya melalui udara yang ramah.

Atau, mungkin ada alasan bagus mengapa pesawat siluman pada misi tertentu harus menjaga kerahasiaan lokasinya.

Hal yang sama berlaku untuk drone, sebuah pesawat terbang denga kontrol manusia atau tanpa kendali, dapat menjadi bahaya bagi diri mereka sendiri dan pesawat lain.

Itulah sebabnya mengapa pemerintah AS masih berjuang dengan cara membiarkan drone terbang di wilayah udara nasional.

Baca Juga: Ada 11 Gempa Susulan Setelah Gempa 6,4 SR Mengguncang Lombok, Getaran Sampai ke Bali