Find Us On Social Media :

Sadis, Bocah Ini Dicekoki Steroid Sapi Sebelum Dijual ke Lokalisasi

By Intisari Online, Minggu, 29 Juli 2018 | 08:00 WIB

Setibanya di stasiun kereta api Dhaka, Rupa yang tak tahu ke mana harus melangkah menangis. Saat itu, seorang perempuan datang menghampiri.

Baca juga: Bak di Eropa Suhu di Dieng Anjlok Hingga Minus 5 Derajat Celcius, Inilah Penampakan Foto-fotonya

"Dia mengatakan memiliki kawan yang membutuhkan pembantu rumah tangga. Jadi saya ikut ke kediamnnya tetapi dia malah menjual saya," kenang Rupa yang tak menceritakan nasib anaknya.

Tiga hari setelah tiba di Kandipara, Rupa mengingat, dia dikurung di dalam sebuah kamar dan dihajar jika ketahuan hendak melarikan diri.

Tak hanya disiksa, dia juga dipaksa menenggak Oradexon, steroid khusus sapi, agar tubuh anak-anaknya segera tumbuh agar dia terlihat berusia lebih tua.

"Saat saya dikirim ke kantor polisi untuk membuat lisensi kerja, saya amat takut disiksa lagi sehingga saya melakukan apa yang diperintahkan kepada saya," ujar Rupa.

"Saya diminta mengatakan sudah berusia 18 tahun dan mengaku senang bekerja di rumah bordil karena tak memiliki pilihan lain," tambah dia.

Untuk setiap lisensi PSK yang diproses, polisi biasanya mendapatkan uang 10.000 taka atau sekitar Rp 1,7 juta.

Setelah mendapatkan lisensi, Rupa kemudian diharuskan melayani 10-12 pelanggan sehari yang hanya membayar 200 taka atau sekitar Rp 34.000 per pelanggan.

Pada 2014, sebuah LSM menghentikan operasi klinik kesehatan di lokalisasi itu karena kekurangan dana. Alhasil, Rupa dan para PSK lainnya tak pernah menjalani pemeriksaan penyakit infeksi seksual lagi.

Selain itu, Rupa mengaku, kerap dipukuli pelanggannya dan dipaksa menutup lukanya agar tetap bisa bekerja.

Para PSK di Bangladesh kerap dipaksa bekerja nyaris tanpa istirahat hingga mereka memiliki cukup uang untuk membeli kebebasan.