Find Us On Social Media :

Dikenal Tak Punya Empati, Beginilah Jadinya ketika Seorang Psikopat Jatuh Cinta

By Tatik Ariyani, Sabtu, 28 Juli 2018 | 18:45 WIB

Intisari-Online.com - Kita semua melihat bagaimana seorang psikopat mendapatkan stereotipenya. 

Mereka kerap dilekatkan pada sesosok manusia yang melakukan tindakan sadis, termasuk pembunuhan karena latar belakang kehidupannya.

Sebuah penelitian menemukan sebuah rincian baru mengenai individu dengan kepribadian gangguan psikopat, termasuk apakah dia ingin jatuh cinta kepada seseorang.

Psikolog Université Laval (Quebec) Claudia Savard dan rekan dalam studi ilmiah 2015, para penjahat pada umumnya memiliki gaya keterikatan yang tidak aman di mana mereka merasa sulit untuk membentuk hubungan dekat dengan orang lain.

Individu yang memenuhi kriteria memiliki gangguan kepribadian psikopat (apakah mereka terlibat dengan aksi kriminal atau tidak) menunjukkan perilaku yang terkait dengan gaya keterikatan avoidant (pengelakan), karena tidak dapat membentuk hubungan yang dekat.

Baca Juga: Bukan Lemah Jantung, Ini Alasan Sebenarnya Tangan Anda Selalu Berkeringat dan Basah

Baca Juga: Inilah Ritual Pengorbanan Suku Maya yang Melempar Anak Laki-laki ke dalam Telaga untuk Menyenangkan Dewa Hujan

Emosional detachment (sikap yang tidak terpengaruh) dan kurangnya empati — dua indikator kunci gangguan kepribadian psikopat — juga berhubungan dengan gaya keterikatan adaptasi yang salah.

Orang-orang yang menderita psikopat tinggi masih membentuk hubungan romantis (menikah atau menjalin ikatan berkomitmen).

Hubungan semacam itu mungkin tidak didasarkan pada keintiman psikologis.

Kurangnya empati dan kemampuan untuk mengekspresikan emosi yang mendalam dari penderita psikopat dapat berujung kekerasan, kemudian pola interaksi yang merusak satu sama lain.

Baca Juga: Soal Isu AS akan Menyerang Iran Bulan Depan, Menhan: Ah, Itu Fiksi Belaka

Namun, jika pihak yang sehat dapat mendominasi kehidupan mereka, hubungan positif akan tercipta.

Seiring waktu, mereka mungkin membentuk ikatan intim yang memungkinkan keduanya menjadi lebih percaya, berbagi, dan mampu melihat sesuatu dari sudut pandang pasangan.

Namun, jika seorang wanita menjadi pasangan dari pria yang cenderung tidak sensitif atau tidak berperasaan dari spektrum psikopat, bersiaplah untuk masa-masa sulit di depan.

Ketidakmampuannya untuk berempati dengan wanita hanya akan membuatnya mundur lebih jauh ke dalam diri wanita itu sendiri.

Jika pasangan tinggi dalam komponen psikopat impulsif, kesulitan seseorang akan memburuk terlepas dari apakah dia pria atau wanita dalam hubungan itu.

Jika kepribadian sendiri yang bermasalah (kita yang seorang psikopat), kemampuan kita untuk berhubungan erat dengan orang yang diajak berkomitmen akan mengikis waktu demi waktu.

Baca Juga: Dari Banyuwangi, Tank Boat Pertama di Dunia Lahir dengan Nama Antasena, Siap Menghantam para Perompak