Duh! 30-50% Pasien di Rumah Sakit Mengalami Malnutrisi

Ade Sulaeman

Penulis

FRANC mengajak rumah sakit di Indonesia utnuk melakukan terapi nutrisi

Intisari-Online.com – Apakah Anda tahu, 30-50% pasien di rumah sakit mengalami malnutrisi? Kondisi ketidakseimbangan energi, protein, atau nutrisi lain ini dialami di seluruh dunia. Baik di negara maju hingga berkembang seperti Indonesia.

Di Korea Selatan saja angka malnutrisi pada pasien mencapai 45% pada tahun 2003. Sedangkan riset yang dilakukan pada 2004 di Denmark menunjukkan angka malnutrisi sebesar 38,9%. Malaysia sendiri memiliki angka kematian 40% yang berhubungan dengan malnutrisi menurut Malaysian Registry of Intensive Care.

Menurut Prof. Jonathan Asper sebagai Medical Director Fresenius Kabi. malnutrisi menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pemulihan seorang pasien. Bahkan malnutrisi daoat menyebabkan kematian.

“Sebaik apa pun dokternya dan secanggih apa pun peralatannya, asupan nutrisi menjadi hal yang penting agar pasien dapat pulih,” tambah dokter yang juga menjabat sebagai Professor Bedah di University of Santo Tomas.

Pentingnya terapi nutrisi menjadi topik utama dalam Fresenius Kabi Advance Nutrition Corse (FRANC) ke-17 yang diselenggarkan di Bali, Indonesia pada tanggal 2-3 Maret 2017. Salah permasalahan utamanya adalah total biaya terapi yang menjadi beban finansial termasuk di Indonesia dengan program BPJS.

“Konsekuensi malnutrisi dapat berupa rawat inap yang lebih panjang, tingkat kematian lebih tinggi, kebutuhan terapi yang lebih intensif dengan resiko komplikasi, gangguan pemulihan luka, dan biaya terapi tinggi,” ungkap Dr. Ike Sri Redjeki, SpAn KIC, KMN, M.Kes sebagai perwakilan dari Indonesian Society of Parenteral and Enteral Nutrition (INASPEN).

Untuk mengetahui kondisi nutrisi pasien menjadi hal penting. Dari mengukur gizi , memperhatikan asupan makan, dan pemantauan staus. Terapi dapat dilakukan melalui skrining nutrisi pada pasien, menjaga, hingga menyembuhkan apabila ada malnutrisi.

Fresenius Kabi Indonesia sebagai perusahaan kesehatan penyedia obat-obatan dan teknologi infus, transfusi, dan nutrisi klinis bertekad utuk menangani malnutrisi bersama dengan organisasi profesi medis.

Perusahaan yang menyelenggarakan acara ini berpartisipasi dalam penanganan malnutrisi melalui pemasukan produk terapi nutrisi ke e-catalog kesehatan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan akses bagi pasien maupun fasilitas kesehatan dalam hal terapi nutrisi.

Dalam FRANC ke-17, para dokter dan ahli nutrisi akan datang untuk memberikan seminar yang berkaitan dengan nutrisi, baik itu penjelasan hingga penemuan-penemuan baru salam dunia medis. Sebut saja terapi nutrisi yang dijelaskan oleh Arved Weimann dari Jerman serta skrining dan pengkajian oleh Dita Aditianingsih dari Indonesia.

Artikel Terkait