Find Us On Social Media :

Begini Pengakuan John Wayne Bobbit, Pria yang Organ Intimnya Dipotong Istrinya 25 Tahun Lalu

By Khena Saptawaty, Sabtu, 28 Juli 2018 | 19:00 WIB

Bobbitt menjadi bintang porno untuk menunjukkan dirinya tetap mampu berhubungan intim

Intisari-Online.com – John Wayne Bobbitt. Itulah nama pria yang pernah menjadi berita internasional pada 25 tahun lalu.

Betapa tidak, alat kejantannya sebagai pria dipotong oleh istrinya sendiri, Lorena.

Setelah tahun demi tahun berlalu, John mau membagi ceritanya yang pasti bikin pria lain bergidik.

Ternyata, John adalah seorang pria yang hebat dalam menghadapi suatu krisis.

“Itu berkat latihan militerku. Latihan itu tidak akan pernah hilang dari dirimu,” ungkap John.

Baca juga: Wanita Ini Bius dan dan Potong Penis Pacarnya, Pengakuannya saat Ditangkap Polisi Sangat Mengejutkan

Ya, pria berusia 51 tahun itu adalah seorang mantan marinir AS.

Itu sebabnya, ia bisa menceritakan kembali malam yang mengerikan pada musim panas pada 25 tahun lalu.

Bobbitt masih ingat insiden yang sulit terhindarkan pada malam itu dan bisa menceritakannya dengan rinci.

Pertama kali, kengerian dan rasa sakit membuatnya syok.

Ia bilang, saat itu ia cuma ingin berbaring kembali dan tertidur.

Kemudian latihan pertolongan pertamanya muncul.

“Aksi tanggap muncul seketika! Selamatkan nyawa! Gunakan penekanan!” teriaknya.

Setelah dibawa ke rumah sakit setempat, polisi menemukan sepertiga kemaluan Bobbitt.

Benda itu ditemukan di jalanan setelah dibuang oleh Lorena melalui kaca mobil di dekat rumahnya di Manassas, Virginia.

Lorena memang menelepon polisi, setelah menyadari apa yang telah dilakukannya.

Pengakuan itu membuat pencarian dilakukan besar-besaran pada organ penting milik suaminya.

Ajaibnya, setelah operasi selama sembilan jam, ahli bedah urologi Jim Sehn dan timnya sukses menyatukan alat kejantanan Bobbitt.

Baca juga: Wahai Wanita, Ini Beberapa Kebiasaan untuk Menjaga Kesehatan Organ Intim Anda

“Dia pria yang paling tenang yang pernah aku temui selama hidupku,” cerita Jim Sehn.

Masih menurut Jim, ketika ia menemui pria itu di ruang gawat darurat, Bobbitt memberinya salam lima jari atau high-five.

“Lakukan yang terbaik untukku, Dok,” begitu kata Bobbitt waktu itu.

Setelah peristiwa yang traumatis itu, Bobbit diperingatkan bahwa organ penting itu bisa menghitam dan tidak berfungsi setelah beberapa hari paska operasi.

Sebuah prospek yang bisa berpengaruh secara psikologi daripada fisik bagi kaum lelaki, tetapi ternyata tidak pada Bobbitt.

Ia menegaskan tidak trauma, bahkan ia yakin dirinya beruntung karena masih muda, sehat, dan belum lama dari latihan militer.

“Aku adalah seorang Marinir AS dan kami berbeda. Kami dilatih keras untuk bertempur dan kami dipersiapkan untuk hal terburuk bagi seorang untuk dilalui,” tegas Bobbitt.

Ia melanjutkan, dirinya sudah siap. Mungkin akan berbeda ceritanya kalau hal itu dialami oleh pria berkerah putih, bankir, atau pria yang tidak terlatih.

“Itu bisa lebih tragis. Mereka mungkin akan bunuh diri. Tetapi aku adalah seorang penyintas,” kata mantan marinir tersebut.

Untuk diketahui, peristiwa mengerikan itu terjadi saat Bobbitt masih berusia 25 tahun dan sedang jantan-jantannya, apalagi ia juga seorang marinir.

Dilansir dari MailOnline, pria itu ambil bagian pula tentang suatu investigasi kasus itu menjadi berita di acara ABC 20/20.

Sementara Amazon memproduksi dokumentasi empat bagian yang mengungkapkan pula Lorena, yang dibuat oleh pemenang Oscar, Jordan Peele.

Mantan istrinya, Lorena Gallo akan menceritakan kebenaran ceritanya dalam sebuah tulisan kritis akan dinamika gender, pelecehan, dan perjuangannya untuk keadilan.

Bagi Lorena selalu mengklaim bahwa ia diserang oleh Bobbitt karena ia pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan memperkosanya.

Sementara suaminya bersikeras itu adalah sebuah aksi balas dendam karena ia akan meninggalkan dirinya.

Lorena bilang, ketidakharmonisan pernikahan selama enam tahun, yang berakhir perceraian pada 1995, diwarnai dengan bullying dan pelecehan.

Sementara dari cerita Bobbitt, Lorena adalah seorang imigran asal Ekuador dan ahli perawat kuku yang terlatih.

Baca juga: Demi Usir Arwah Janda Penasaran, Penduduk Desa Ini Pasang Orang-orangan Sawah dengan Alat Kelamin

Wanita itu menggunakan dirinya untuk mengejar impian Amerikanya dan tidak bisa membiarkannya pergi.

“Pada dasarnya, kata Lorena, jika ia tidak punya Mr. P., tidak ada orang lain yang bisa,” cerita Bobbitt kembali.

Ia menambahkan, Lorena tidak ingin ia bersama dengan wanita lain.

Jika ia akan meninggalkan dirinya, mencampakkan atau menceraikannya, akan ada konsekwensinya.

Dan akhirnya, keduanya menghadapi persidangan yang sensasional.

Pada November 1993, Bobbitt dinyatakan tidak bersalah akan tuduhan pemerkosaan dan kekerasan.

Sementara pada November 1993, Lorena dikenakan tuduhan kekerasan yang muncul tiba-tiba, dan dibebaskan setelah ditempatkan di sebuah lembaga kesehatan mental selama 38 hari.

Jadi, sulit bagi Lorena untuk membuat pernyataan khusus apapun tentang mantan suaminya tanpa mencemarkannya.

Pasalnya, Bobbitt berjanji untuk ‘mengajukan gugatan hukum’ bila wanita itu melakukannya.

Dalam wawancara, pria itu bilang tidak mau ditanyai tentang Lorena yang menangis dan sebagainya.

Namun, hal itu pecah ketika disinggung tentang gerakan #MeToo yang muncul akan reaksi Lorena sebagai korban.

Kata Bobbitt, seharusnya ada sebuah gerakan #MeToo untuk pria karena undang-undang bias ke kaum wanita.

“Kita dapat berdiri tegak dan mengatakan MeToo! Aku sudah melaluinya, pacarku melakukannya, tunanganku meracuniku, istriku memotong alat kelaminku karena aku ingin bercerai. Maksudku, MeToo, MeToo, biarkan pria juga melakukannya,” tegas Bobbitt kembali.

Baca juga: Bukan Lemah Jantung, Ini Alasan Sebenarnya Tangan Anda Selalu Berkeringat dan Basah

Ia juga menegaskan, jangan membela wanita karena anda seorang wanita.

Mengapa membela seorang wanita jahat? Jika seorang wanita dalah setan, dan dia jahat dan buruk, mengapa harus dibela?

“Biar bagaimanapun, aku tidak khawatir tentang menjadi korban kembali. Aku bisa mengatasinya. Aku dapat menaklukkan dunia,” kata Bobbitt.

Kini, Bobbitt tinggal di sebuah rumah sewaan di Las Vegas utara bersama seekor anjing Chihuahua kecil, yang diberi nama Cupcake.

Ia memiliki pacar bernama Joni yang bekerja sebagai penjual pakaian dan teratur mengunjunginya.

Selain itu, Bobbitt punya sebuah motor Harley-Davidson dalam garasinya.

Nomor plat motornya ditujukan untuk menghormati Presiden Trump.

“Aku dapat banyak komentar negative tentang itu, tetapi persetan, aku suka pria itu,” alasan Bobbitt.

Mantan marinir itu juga punya tabungan di bank, tetapi kebanyakan ia hidup dari tunjangan disabilitas setelah lehernya patah dalam sebuah kecelakaan mobil pada 2014 lalu.

Ia juga menderita osteomyelitis, yaitu infeksi tulang yang membuatnya luka dan harus cangkok kulit.

Ia yakin penyakit itu didapatnya saat jadi marinir di Camp Lejeune di Carolina Utara pada 1987.

Di sana sumber air tercemar oleh bahan pelarut pencucian dengan cara dry-cleaning.

Ia mendapat obat antibiotic dan pengencer darah, tetapi bukanlah berita buruk akan kesehatan yang dihadapinya.

Sebuah operasi belum lama ini untuk memperbesar alat kelaminnya ketika ia bekerja sebagai seorang bintang porno.

Tepatnya, di film John Wayne Bobbitt Uncut and Frankenpenis mendapat sukses.

Bagi Bobbitt, operasi pembesaran alat kelaminnya adalah hebat, hanya terlalu besar, yaitu sekitar 25,4 cm x 7,6 cm saat menegang.

“Itu bagus buat film, tetapi para gadis selalu mengeluhkannya,” cerita Bobbitt.

Sebelumnya selama 20 tahun lebih ia tidak bisa berhubungan intim dengan pantas, tetapi kini ia bisa melakukannya.

Bobbitt bersikeras ia tidak pernah benar-benar ingin menjadi seorang bintang porno.

Walaupun, satu yang dapat dipahami akan keinginannya memperlihatkan kepada dunia bahwa ia tidak kehilangan kemampuan fungsi dalam berhubungan intim.

“Itu adalah sementara, sesuatu yang baru, lebih kepada pembalasan dendam. Istriku menyakitiku dan mencoba menghancurkan hidupku, jadi ini adalah caraku mengatakan itu cuma tergores, bukan masalah besar,” tegas Bobbitt.

Bagaimana dengan nasih Lorena?

Wanita itu menjadi sebuah lambang gerakan ketiga feminism, sebuah simbol kekuatan wanita dalam menghadapi agresi pria.

Kini ia bekerja di sebuah salon kecantikan. Ia tinggal bersama David yang telah menjadi pasangannya selama 20 tahun terakhir, dan putrinya Olivia (13 tahun).

Ia juga memulai sebuah yayasan yang mendedikasikan kepada pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.