Penulis
Intisari-Online.com – Apa bahayanya kalau anak-anak “bereksperimen” dengan merokok? Kaum remaja mulai merokok lebih awal daripada yang diduga banyak orangtua. Sepuluh persen orang dewasa yang sekarang ini merokok mulai melakukan kebiasaan tersebut sejak usia 9 – 10 tahun dan sebagian lagi mulai merokok pada umur 14 tahun. Hampir 20 persen siswa SLTP sudah merokok selama satu bulan terakhir.
Sementara itu di kalangan siswa sekolah menengah mencapai angka 30 persen. Semakin muda seseorang mulai merokok, semakin besar peluangnya menjadi perokok berat ketika dewasa. Juga, kaum remaja yang merokok cenderung untuk bereksperimen dengan mariyuana dan obat terlarang lainnya. Berikut ini beberapa strategi yang dapat dicoba oleh para orangtua.
Bicara dengan remaja Anda. Tanyakan apakah teman-temannya merokok. Risiko putra Anda merokok 13 kali lebih tinggi bila sahabat karibnya merokok. Kebanyakan kaum remaja pertama kali merokok karena terpengaruh temannya yang merokok.
Dengar pendapat putra-putri Anda tentang merokok. Minta mereka membaca informasi tentang hal ini lalu bahas bersama.
Bantu remaja Anda mengungkapkan pendapatnya tentang tekanan dari teman sebaya dan kebiasaan merokok. Ajukan pertanyaan yang sifatnya tidak menghakimi dan latih mereka menangani situasi yang sulit.
Dorong remaja Anda untuk menikmati energi dan kesehatan dengan maksimal. Gambaran gaya hidup yang aktif dan penuh semangat seperti yang digambarkan oleh banyak iklan rokok lebih merupakan gambaran orang yang tidak merokok. Para perokok sering terkena flu dan infeksi pernapasan lain.
Katakan akibat sosialnya. Merokok membuat napas tak sedap, demikian juga rambut dan pakaian.
Buat contoh dengan tidak merokok. Kalau Anda sekarang merokok, ini menjadi salah satu alasan untuk berhenti. Demi putra-putri Anda.
Bekerja sama dengan sekolah.