Intisari-Online.com - Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa merokok berdampak buruk bagi kesehatan. Merokok juga disebut sebagai salah satu faktor utama pemicu penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, paru-paru, stroke, dan kanker. Bahkan, baru-baru ini sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Stroke mengungkapkan, merokok dapat menyebabkan risiko pendarahan di otak.
Penelitian yang melibatkan 65.521 orang di Finlandia dengan usia rata-rata 45 tahun itu meminta peserta untuk menjawab beberapa pertanyaan. Hasil penelitian menemukan, pria dan wanita yang merokok memiliki risiko hampir tiga kali lebih tinggi mengalami pendarahan otak dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
Bahkan, risiko itu berdampak lebih besar pada wanita. Wanita yang merokok satu sampai 10 batang per hari memiliki risiko hampir 3,5 kali lebih tinggi mengalami pendarahan otak. Sementara, pada pria yang merokok dengan jumlah yang sama memiliki risiko sebesar 2,2 kali.
Lantas, apa yang membuat otak wanita lebih rentan terhadap rokok dibandingkan pria?
Para peneliti mengatakan, penyebabnya adalah hormon estrogen, yakni hormon seks pada wanita. Merokok dapat menurunkan kadar estrogen. Menurunnya kadar estrogen dapat menyebabkan peradangan dan pembuluh darah menurun, yang pada akhirnya dapat kehabisan darah dan membuat risiko pendarahan di otak.
Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan wanita mengalami menopause lebih cepat. Namun, tak perlu khawatir, para meneliti mengatakan bahwa risiko tersebut dapat dihindari dan dipulihkan.
Caranya adalah dengan berhenti merokok secara bertahap. Mereka yang berhenti merokok selama lebih dari enam bulan mengalami penurunan risiko pendarahan di otak sama dengan non-perokok.(Health.com)