Find Us On Social Media :

Catat! Film Kartun Tak Selalu Cocok dan Baik Buat Anak-anak Kita

By K. Tatik Wardayati, Senin, 23 Juli 2018 | 20:00 WIB

Kedua, terganggunya perkembangan  kecerdasan anak. Ketika tontonannya penuh dengan adegan-adegan agresif, anak akan menjadikannya sebagai referensi dalam berperilaku.

Namun, hal ini juga tergantung dengan pilihan tontonannya.

Jika tayangan yang ditonton anak memiliki jalan cerita dan pesan yang bagus, efeknya justru akan merangsang perkembangan otak anak.

Ketiga, pengaruh terhadap sisi sosial dan emosi anak. Anak akan cenderung lemas dan malas berjuang. Kurang tangguh.

Tontonan yang bersifat horor, agresif, dan porno membuat pelepasan emosi anak saat marah cenderung tak terkendali.

Spongebob tak cocok

Anak-anak memang cenderung menirukan apa yang dilihatnya. Padahal dimensi kognitif anak di bawah tujuh tahun belum bisa membedakan antara fakta dan fiksi. Di sinilah bahayanya.

Sebab, apabila tontonannya memuat banyak adegan agresif, anak bisa tumbuh dengan toleransi yang tinggi terhadap kekerasan. Sebaliknya, empatinya terhadap korban kekerasan berkurang.

Biasanya anak gemar menonton film kartun. Meski begitu, tontonan tersebut belum tentu aman bagi perkembangan anak. Contoh,  film kartun seperti Spongebob, Naruto, dan Tom and Jerry yang banyak disukai anak.

Karakter binatang atau gambaran penokohan yang lucu memang cukup menarik perhatian si kecil. Penayangannya pun di jam tayang anak-anak.

Namun dari sisi konten, jelas tayangan itu untuk orang dewasa karena memuat adegan kekerasan dan jalan cerita yang belum bisa dinalar oleh anak-anak.

Karenanya, orang tua harus mengawasi. “Film kartun tak selalu cocok buat anak-anak,” kata Nina.

Baca juga: Pelanggaran Berlipat dari 'Anak Zaman Now' yang Terjaring Razia Polisi, Apa Saja Kira-kira?