Find Us On Social Media :

Donat Tidak Cocok untuk Sarapan si Kecil, Begitu Juga dengan Tiga Menu Ini

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 18 Februari 2017 | 08:00 WIB

Ini Alasan Bagian Tengah Donat Bolong

Intisari-Online.com - Kita sebagai orangtua terkadang memberi sarapan si kecil sesuai dengan apa yang mereka sukai. Si kecil suka donat lalu kita kasih dia sarapan donat, misalnya; padahal bukan begitu aturannya. Menurut sebuah penelitian, donat tidak cocok untuk sarapan si kecil, pun dengan tiga menu ini.

Sarapan, seharusnya memberi banyak manfaat, terutama bagi anak-anak yang masih dalam fase pertumbuhan. Oleh sebab itu kita mesti memastikan bahwa sarapan yang akan kita kudap atau hidangkan kepada si kecil terdiri atas serat dan protein agar ia mendapatkan manfaat kesehatan terbaik, mulai dari menjaga kesehatan metabolisme, mengurangi nafsu makan berlebih di siang hari, dan menyediakan energi yang diperlukan untuk menjalani hari yang panjang di sekolah.

(Siapa Sangka, Makan Es Krim ketika Sarapan Bagus untuk Kesehatan Mental dan Kewaspadaan)

Tapi, seperti sudah disinggung di awal, tidak semua menu sarapan cocok dan memilik manfaat untuk si kecil. Beberapa jenis menu sarapan ini bahkan cenderung memiliki efek merugikan kesehatan anak, donat salah satunya.

Menurut studi tersebut, seporsi donat dengan toping manis setiap hari selama seminggu dapat memberikan 2000 kalori lebih, yang diterjemahkan sebagai 0,5 kilo lemak tubuh ekstra.

Selain berisiko membuat anak kegemukan, donat bukanlah pilihan yang baik untuk sarapan anak-anak, karena penuh dengan gula dan tidak mengandung serat. Anak menjadi cepat lapar dan kurang bertenaga akibat terlalu banyak energi yang dikeluarkan untuk memecah gula.

Selain donat, roti bagel juga kurang cocok untuk sarapan si kecil. Bagel sangat tinggi indeks glikemik, yang berarti bahwa karbohidrat dalam bagel diubah dengan cepat menjadi glukosa dan dapat menaikkan kadar gula darah dengan cepat. Membuat anak mudah lelah dan akhirnya gampang mengantuk di sekolah.

Terlalu banyak glukosa dalam aliran darah juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan diabetes tipe 2. Terlebih, bagel biasanya dilapisi krim keju, yang hanya menambah lemak jenuh tidak perlu. Seporsi muffin bisa menjadi alternatif yang jauh lebih baik.

Sandwich cepat saji juga harus dihindari. Sebagai menu sarapan, membeli sandwich tampaknya menjadi pilihan mudah dan sehat. Lengkap dengan roti, telur, keju, dan daging, tapi sayangnya, sandwich cepat saji bukan pilihan baik bagi anak-anak.

Selain mengandung sedikit serat, sandwich cepat saji tinggi garam, lemak, dan kalori. Namun, sandwich dapat berubah menjadi lebih sehat bila Anda membuatnya sendiri dengan roti gandum, mayones pilihan, dan tidak menggunakan daging olahan.

Perubahan kecil ini dapat menghemat ratusan kalori buruk bagi si kecil.

Menu terakhir yang sebaiknya tidak dihidangkan untuk sarapan si kecil adalah croissant. Meskipun dipadukan dengan bahan sehat seperti selada segar, tuna, atau telur, setiap lapis croissant mengandung mentega tinggi dan kaya akan tepung putih.

Kadar tinggi mentega ini membuat croissant sangat tinggi lemak jenuh yang berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang anak. Selain itu, memakannya saat sarapan berisiko memberatkan pencernaan anak yang berakibat sakit perut.

Sekali lagi, tidak semua menu makanan cocok untuk sarapan si kecil. Jangan karena menuruti kesukaan si kecil lalu kita memberi sarapan dengan menu makanan yang sejatinya tak memiliki manfaat apa pun buatnya.