Penulis
Intisari-Online.com -Demi para atlet yang bertanding di Asian Games 2018, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempersiapkan banyak hal.
Tidak hanya venue, hal lain yang menyangkut kenyamanan para atlet juga dipersiapkan.
Salah satunya adalah kenyamanan para atlet saat menempati Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Di samping wisma itu, ada sebuah kali yang disebut Kali Item. Kalinya yang berwarna hitam memberi pemandangan tak sedap untuk atlet.
Baca juga:Sudah Bayar Pajak Rp161 Miliar Masih Dimintai Lagi Rp301 Miliar, Pantas Ronaldo Pindah ke Italia
Belum lagi bau menyengat yang berasal dari kali itu. Area makan para atlet kebetulan berada tepat di samping kali tersebut.
Bayangkan ketika para atlet menyantap makanannya sambil mencium aroma Kali Item.
Kompas.com merangkum lima hal yang perlu diketahui seputar Kali Item, mulai dari fakta tentang kali hingga upaya terakhir Pemprov DKI membuat kali itu bisa tampak bersih dan tidak berbau.
Baca juga:Misteri Hilangnya Pasutri Saat Terbangkan Pesawat 21 Tahun Lalu Akhirnya Terungkap
1. Jadi perhatian pemerintah pusat
Pada Februari 2018, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendampingi Presiden RI Joko Widodo meninjau Wisma Atlet. Dalam kunjungan itu, Jokowi dan Anies membahas masalah lingkungan di sekitar Wisma Atlet.
"Kami perlu memastikan bahwa sungai yang melewati kompleks Wisma Atlet itu tidak mengirimkan aroma pencemaran karena kami tahu sungainya di sana selama ini cukup beraroma kuat," ujar Anies.
Anies mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan instansi pemerintah lainnya harus mengatasi masalah itu. Berbagai upaya dilakukan untuk membuat aromanya menghilang dan kalinya jernih.
2. Mengapa bisa hitam dan bau?
Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana Hakim menjelaskan, air kali itu berwarna hitam dan beraroma busuk karena bersumber dari waduk-waduk sekitar yang sudah kotor terkena limbah rumah tangga.
"Karena gelontoran airnya itu bukan seperti air dari Ciliwung, dia dari waduk yang ada di sekitar situ," ujar Ali.
Ali mengatakan limbah rumah tangga itu yang membuat air di Kali Item menjadi bau dan hitam. Tak hanya bersumber dari air limbah rumah tangga, aliran air di Kali Item juga tidak lancar. Akibatnya air jadi tergenang dan bau busuk pun menyeruak ke lingkungan sekitar.
3. Dijernihkan dengan teknologi nano bubble
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan penjernihan kali yang berwarna hitam itu akan menggunakan teknologi "nano bubble".
"Ada namanya nano bubble untuk melakukan reservoir, melakukan treatment di situ supaya airnya bening, tidak bau. Kemudian akan kami lajukan proses penjernihan di sana," ujar Teguh.
Alat itu dipinjamkan secara cuma-cuma oleh perusahaan asal Singapura. Teguh mengatakan, alat tersebut sudah diuji coba Kementerian Lingkungan Hidup.
4. Pengerukan sulit dilakukan
Teguh juga mengatakan pengangkatan sedimen lumpur di Kali Item tidak bisa menggunakan alat berat. Sebab kali tersebut belum di-sheetpile.
Teguh mengatakan pengerukan akhirnya dilakukan di hulunya yaitu Kali Sentiong. Sebenarnya, pengerukan di Wisma Atlet juga sudah dilakukan.
"Hanya saja tidak maksimal kedalamannya mengingat dikhawatirkan akan longsor disisi kanan kiri jalan," ujar Teguh.
5. Kini ditutup kain waring hitam
Dengan segala upaya itu, Kali Item terkadang masih tetap mengeluarkan bau tak sedap. Akhirnya Anies dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memerintahkan untuk menutup kali itu dengan kain hitam.
"Kali Item ini kadang-kadang semriwing kadang-kadang enggak. Kita enggak mau ambil risiko. Inasgoc dan Inapgoc bersurat, Pak Gubernur dan saya mengambil inisiatif untuk mengurangi risiko tiba-tiba semriwing," ujar Sandiaga.
Namun, proses penjernihan dengan menggunakan nano bubble tetap dilakukan. Sandiaga mengatakan ini semacam perlindungan ganda untuk memastikan Kali Item tidak mengganggu para atlet. (Jessi Carina)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta soal Kali Item Beraroma Menyengat di Samping Wisma Atlet".
Baca juga:Konyol, Israel Tembak Jatuh Drone Rusia yang Ternyata Buatan Israel Sendiri