Kisah Raja Shaka Zulu, 'Napoleon dari Afrika' yang Tersohor Gila, Kejam dan Haus Darah

Ade Sulaeman

Penulis

Shaka menyempurnakan formasi militer yang ada ke dalam formasi ‘tanduk kerbau’ yang sekarang dikenal.

Intisari-Online.com- Raja Shaka Zulu hidup sezaman kaisar Prancis, Napoleon, dan bahkan dijuluki sebagai 'Napoleon Afrika' oleh beberapa orang.

Namun, terlepas dari reputasi mereka sebagai pemimpin militer yang hebat, Shaka lebih diingat sebagai orang gila yang kejam dan haus darah.

Konon kekejaman itu dipercayai karena Shaka adalah seorang anak haram.

Sebagai seorang anak, Shaka pernah disuruh untuk menggiring anjing untuk menjaga domba-domba merumput.

Baca Juga:Cara Paling Efektif Agar Tidak Mati Karena Digigit Ular Berbisa Saat Sendirian

Namun Shaka muda mengizinkan seekor anjing untuk membunuh salah satu domba.

Itu membuat ayahnya marah dan mengusir Shaka dan ibunya ke pondok desa tradisional Afrika.

Selama beberapa tahun berikutnya, Shaka dan ibunya mengembara dan pada 1803 mereka menemukan perlindungan dari hegemoni Mthethwa.

Tahta Mthethwa diduduki oleh Raja Dingiswayo dan di bawah raja ini nasib Shaka mulai membaik.

Baca Juga:7 Rahasia Bugar Vladimir Putin, Salah Satunya Bangun Siang dan Sarapan di Tengah hari

Shaka Menjadi Pendekar

Pada usia 16 tahun, Shaka menjadi anak gembala raja karena kecerdasan, keberanian, dan inovasinya.

Persaingan sengit antara penggembala ternak di wilayah tersebut juga menimbulkan konflik.

Dingiswayo mempersiapkan ini dengan mengorganisir para pemuda ke dalam resimen berdasarkan kelompok usia mereka.

Baca Juga:Kisah Petapa India yang Pamerkan 'Kesaktiannya' Bisa Hidup Kembali Setelah Dikubur Selama 40 Hari

Shaka segera direkrut sebagai seorang prajurit, dan resimennya dikenal sebagai Izi-cwe ('Bushmen').

Shaka diperlengkapi dengan perisai oval dan tiga tombak.

Pertempuran antara suku-suku biasanya diawali dengan dua orang yang saling berdiri berhadap-hadapan pada jarak 35 hingga 45 meter.

Kemudian masing-masing pihak akan melemparkan tombak ke arah musuh.

Baca Juga:Coba Saingi Indonesia, Malaysia Bikin Senapan Sendiri Tapi malah Jadi Olok-olokan Dunia

Pertempuran berakhir ketika salah satu dari mereka melarikan diri, atau jika dikejar mereka akan meletakkan senjatanya dan menyerah kalah.

Shaka Merancang Tombak dan Pertempuran Baru

Karena tombak pemberian itu dirasanya terlalu rapuh, maka Shaka menciptakan iklwa, sebuah tombak dengan pisau besar yang melekat pada pegangan pendek yang kuat.

Shaka juga menyempurnakan formasi militer yang ada ke dalam formasi ‘tanduk kerbau’ yang sekarang dikenal.

Baca Juga:Para Ilmuwan Ini Mampu Mengubah Timah Menjadi Emas Tapi Tidak Mau Memproduksinya

Formasi ini terdiri dari ‘kepala’ (badan utama), ‘tanduk’ (kekuatan mengapit) dan ‘pinggang’ (cadangan).

Menjadi Kejam

Selama bertahun-tahun, Shaka mengalahkan para pemimpin lainnya, dan memperbesar wilayah yang dikendalikan oleh Zulu.

Shaka juga menjadi semakin brutal dan gila.

Baca Juga:Niat Bercanda, Pria Ini Justru Malah Bunuh Temannya Setelah Menyemprot Kompresor Udara ke Lubang Anus Temannya

Misalnya, ia akan menyuruh para pejuangnya dipukuli sampai mati karena lemah dan pengecut.

Lebih jauh lagi, dia tidak mengambil istri sah karena paranoid ahli waris tahta akan berencana untuk melawannya.

Bahkan jika seorang selir hamil, dia akan dieksekusi.

Seberapa Jauh Kebenaran Kisah Ini?

Baca Juga:Inilah Spartacus, Gladiator Pemberontak yang Menjadi Mimpi Buruk Roma

Meskipun kisah kebrutalan dan kegilaan Shaka terkenal hari ini, namun tidak jelas seberapa jauh kebenaran kisah ini.

Namun dikarenakan banyak sumber berasal dari pendongeng Zulu yang bias dari era kolonial, mungkin saja kebrutalannya dibesar-besarkan.

Baca Juga:Dikenal Sebagai Pasukan Kejam dan Brutal, Para Personel SS Nazi Ternyata Punya Selera Humor Tinggi

Artikel Terkait