Find Us On Social Media :

Para Ilmuwan Ini Mampu Mengubah Timah Menjadi Emas Tapi Tidak Mau Memproduksinya

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 19 Juli 2018 | 08:00 WIB

Seaborg menghabiskan sebagian besar kariernya sebagai peneliti dan profesor di University of California, Berkley.

Baca Juga: Dari Lapangan Atletik Sampai Minimarket, Inilah 7 Hadiah yang Akan Diberikan Kepada Lalu Muhammad Zohri

Pada awal 1940-an ia berkontribusi pada pengembangan Proyek Manhattan melalui penelitiannya tentang kimia nuklir.

Kemudian pada 1951 menerima Hadiah Nobel Kimia bersama dengan Edwin MacMillan dan Albert Ghiorso, untuk menemukan 10 unsur kimia transuranium.

Pada 1980, ia menggunakan pengetahuannya tentang kimia nuklir dan fisika nuklir untuk melakukan eksperimen alkimia.

Dia menggunakan akselerator partikel untuk menghilangkan proton dan neutron dari beberapa ribu atom bismut hingga berhasil mengubahnya menjadi atom-atom emas.

Baca Juga: Kesalahan Besar Pengemudi Mobil Matik yang Sering Disepelekan, Apakah Anda Salah Satunya?

Sebenarnya beberapa ribu atom adalah kuantitas yang sangat kecil dan tak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Namun setidaknya Seaborg membuktikan bahwa alkimia telah mengejar tujuan yang sepenuhnya dapat dicapai.

Mungkin Anda bertanya-tanya, jika Seaborg dapat mengubah logam menjadi emas, mengapa manusia tidak menggunakan teknik ini untuk prosuksi emas masal?

Jawaban atas pertanyaan itu adalah proses yang mahal dan rumit. Tidak sepadan dengan emas yang dihasilkan.

Sebagai ilustrasi, butuh ribuan dolar untuk menghasilkan beberapa gram emas.

Selain itu proses ini juga membutuhkan akselerator partikel, energi dalam jumlah besar, dan waktu yang lama.

Baca Juga: Freeport, Gunung Emas yang Rutin Dihujani Peluru-peluru Pencabut Nyawa