Lawar Cumi yang Krius-krius

Moh Habib Asyhad

Penulis

Lawar Cumi yang krius-krius

Intisari-Online.com – Biasanya lawar di Bali berbahan utama daging ayam atau babi. Ada juga yang cuma berbahan sayur.Tapi di Bali ada juga warung yang berinovasi dengan membuat lawar berbahan cumi-cumi atau gurita, yakni Warung Lawar Cumi Bu Jani.

--

Lawar adalah masakan khas Bali yang dibuat dengan mencampur sejumlah bahan yang direbus, lalu dirajang kecil-kecil dicampur kelapa dan sejumlah bumbu. Masakan yang telah dibuat mesti segera dimakan, paling telat 30 menit. Kalau terlambat, biasanya masakan akan basi.

Lalu, seperti apa jadinya kalau cumi-cumi atau gurita dirajang dan disajikan menjadi lawar? Temyata rasanya krius-krius oleh daging cumi atau gurita yang kenyal. Campur cacahan pepaya muda dan kelapa makin membuat lawar cumi atau gurita makin krius. Lawar cumi terasa pedas karena dicampur potongan cabai kecil yang dicacah dan disajikan segar, tanpa digoreng. Istimewanya lagi, lawar cumi di Warung Lawar Cumi Bu Jani dapat bertahan cukup lama setelah dibuat.

Untuk mendapatkan lawar cumi, kita cukup memesan satu porsi nasi campur khusus seafood di warung ini. Di sepiring nasi campur itu, terdapat lauk yang cukup beragam. Pertama, tentu lawar cumi. Lalu, ada tuna goreng, potongan daging gurita, satai lilit ikan, abon ikan, base (bumbu, Red.) rajang, udang goreng, sayur urap, dan sup ikan.

Namun, kelengkapan seporsi nasi campur di warung ini tidak dipatok seperti itu. Kita bisa memilih lauknya untuk sepiring nasi campur. Kalau ingin lawar cumi saja, bisa juga. Tergantung kelengkapan lauknya, tapi tak semua lauk tersaji di piring.

Untuk membuat lawar, cumi atau gurita dicacah menyerupai korek api tapi lebih tipis. Bahan utama ini dilengkapi potongan kecil nangka muda atau pepaya muda yang telah direbus sebentar agar krius- nya tak hilang. Lalu dicampur parutan kelapa dan base rajang. Bumbu ini seperti sambal matah, sangat minimalis, hanya terdiri atas bawang merah, cabai, serai, dan minyak kelapa. Perbedaan keduanya terletak pada ukuran potongan bahan sambal. Kalau pada sambal matah, bumbu-bumbu itu diiris tipis, sementara pada base rajang, bumbu dirajang atau dicacah kecil sekali, seperti butiran pasir.

Tinta cumi yang berwarna hitam masih terlihat di adonan lawar, namun tak berwarna pekat."Kalau tidak ada tita hitamnya, gurihnya kurang. Rasanya lain,"ujar Jani, pemilik warung. Sementara, rasa pedas lawar cumi bisa diseimbangkan dengan manis rasa abon ikan, atau udang dan ikan goreng.

Warung ini mulai ramai saat waktu makan siang. Untuk menemukannya tak terlalu susah. Dari Jln. Bypass Ngurah Rai Sanur, sebelum perempatan McD Sanur kalau dari arah Kuta dan Bandara Ngurah Rai. Cari Jalan Kutat Lestari. Masuk saja sampai menemukan pertigaan pertama. Warung ini terletak persis di pertigaan, kanan jalan. Tidak terlalu besar, namun spanduk warungnya jelas terlihat. [Luh De Suriyani]

Artikel Terkait