Find Us On Social Media :

Si Cantik Presiden Kroasia Peluk Pemain Timnasnya, TV Iran Hentikan Siaran langsung

By , Selasa, 17 Juli 2018 | 19:32 WIB

Intisari-online.com - Sejumlah tokoh garis keras Iran mengecam siaran langsung televisi yang memperlihatkan Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic memeluk semua pemain Prancis dan Kroasia usai laga final di Moskwo, Minggu (15/7/2018).

Lembaga penyiaran publik IRIB dan sejumlah stasiun televisi biasanya menerapkan sensor ketat. Bahkan tak jarang siarang langsung "diacak" saat kamera menyorot penonton perempuan di stadion.

Nah, kepanikan melanda sejumlah stasiun televisi Iran ketika mereka menggelar siaran langsung babak final Piala Dunia antara Perancis melawan Kroasia.

Sebab usai pertandingan pada saat pembagian medali dan piala, Presiden Kitarovic memeluk pemain dari kedua tim yang berlaga.

BACA JUGA: Inilah Kisah Kolinda Grabar-Kitarovic, Presiden Kroasia yang Curi Perhatian pada Piala Dunia 2018

Kantor berita ISNA mengabarkan, berbagai komentar bernada miring di situs berita Aine News terkait siaran seremoni penyerahan medali dan piala itu.

"Setelah Prancis memenangkan Piala Dunia, prosesi penyerahan medali dimulai dan presiden Rusia, Prancis, dan Kroasia bersama para petinggi FIFA berdiri berdampingan," demikian Aine News.

"Semua berjalan lancar dan tidak ada masalah dalam siaran langsung itu, tetapi tindakan presiden Kroasia membuat para petinggi stasiun televisi di Iran khawatir," tambah Aine News.

"Masalah dimulai ketika presdien Kroasia memeluk pemain tim nasionalnya dalam waktu cukup lama."

BACA JUGA: Leukemia Seperti yang Diderita Anak Denada Bisa Dipicu Oleh Makanan Ini

"Hal ini membuat televisi Iran menghentikan siaran langsung untuk sementara. Siaran berlanjut usai ritual berpelukan selesai," tambah situs berita itu.

Situasi ini membuat seorang anggota parlemen Iran yang mewakili Teheran, Rey, Shemiranat, dan Eslamshahr merasa perlu berkomentar.

Ali Motahari, anggota parlemen Iran yang meski berasal dari golongan konservatif, membela tindakan Presiden Kitarovic.