Find Us On Social Media :

Terkadang Kita Memang Harus "Membutakan" Mata Kita

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 1 Februari 2017 | 20:04 WIB

Menutup mata untuk mengabaikan kekurangan orang lain.

Intisari-Online.com – Seorang pria menikahi seorang gadis cantik. Dia sangat mencintainya. Suatu hari sang istri mengalami penyakit kulit. Perlahan-lahan dia mulai kehilangan kecantikannya. 

Pada suatu hari suaminya pergi untuk tur bersama karyawan kantornya. Ketika kembali, ia mengalami kecelakaan dan kehilangan penglihatannya.  Namun kehidupan pernikahan mereka terus berjalan seperti biasa. 

Tetapi seiring waktu berlalu, sang istri kehilangan kecantikannya secara bertahap. Suaminya yang buta tidak menganggapnya dan merasa tidak ada perbedaan dalam kehidupan pernikahan mereka. Sang suami terus mencintai istrinya, demikian juga sebaliknya, sang istri juga sangat mencintai suaminya.

Sampai pada suatu saat ketika sang istri meninggal. Kematiannya membawa kesedihan yang mendalam bagi sang suami. Sang suami menyelesaikan acara penguburan dan ingin meninggalkan kota itu.

Seorang pria dari belakang menyapa dan bertanya pada sang suami, “Sekarang bagaimana Anda akan menjalani semuanya sendirian? Selama ini istri Anda biasanya membantu Anda.”

Pria itu menjawab, “Saya tidak buta. Saya berpura-pura buta, karena jika istri saya tahu bahwa saya bisa melihat keburukan wajahnya, itu akan menyakitkan dirinya lebih dari penyakitnya. Jadi saya pura-pura buta. Dia adalah seorang istri yang baik. Saya hanya ingin membuatnya bahagia.”

Terkadang bagus bagi kita bila menutup mata dan mengabaikan kekurangan orang lain agar kita menjadi bahagia.