Pesona Pulau Simping, Pulau Terkecil di Dunia

Ade Sulaeman

Penulis

Pulau Simping pulau terkecil di dunia

Intisari-Online.com - Berbahagialah kita karena memiliki pulau yang diakui PBB sebagai pulau terkecil di dunia. Ya, dengan luas kurang dari setengah hektar, Pulau Simping di Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat ini menjadi pulau terkecil di dunia.

(Singkawang, kota seribu kelenteng.)

Pulau ini juga dijuluki Pulau Kelapa Dua karena dulunya ada dua pohon kelapa menjulang di tengah pulau. Kini, ada beberapa pohon kelapa dan tumbuhan perdu. Sebagai destinasi wisata, Simping kalah pamor dengan tujuan wisata lainnya di Kota Singkawang.

Dari Kota Pontianak, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat, butuh waktu tiga jam perjalanan menuju pulau ini, yang jaraknya sekitar 150 kilometer. Rute yang ditempuh relatif bagus. Hanya saja, plang penanda lokasi Pulau Simping yang terletak di sisi kiri jalan arah Kota Singkawang, tidak cukup mencolok perhatian. Tidak jarang, para pelancong harus putar balik arah karena Jalan Malindo, nama jalan masuk ke pantai itu, terlewati.

(Pontianak, tak sekadar kota nol derajat.)

Dari Jalan Malindo, pengunjung harus menempuh jarak sekitar dua kilometer untuk mencapai Pantai Teluk Mak Jantuk. Di pantai ini, Pulau Simping berada. Topografinya sedikit berundak. Selama perjalanan, suasana pesisir nan asri terlihat jelas. Waktu terbaik berkunjung adalah pagi atau sore, sembari menunggu matahari tenggelam.

Pantai ini mencapai kejayaannya sekitar 10 tahun lalu. Saat itu, Pantai Teluk Mak Jantuk, dikelola oleh pengusaha yang sama dengan Sinka Zoo, kebun binatang yang konsepnya seperti Taman Safari. Namun, semua hewan ditempatkan dalam kandang. Belakangan Sinka Zoo, sebagai lembaga konservasi, banyak mendapat titipan satwa dilindungi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat, sebelum dilepasliarkan. Sebagai satu-satunya kebun binatang di Kalimantan Barat, tak heran perhatian pengunjung tumpah ruah pada lokasi tersebut.

(Melihat keliaran satwa di Bali Safari Marine & Park.)

Pantai Mak Jantuk pun luput dari perhatian. Keberadaan pulau terkecil di dunia versi PBB ini, tidak mampu menarik wisatawan. Padahal, di pantai unik ini pengelola sudah membangun 12 patung shio. Namun, ikon ini tidak ampuh menarik minat wisatawan. Paling tidak untuk berfoto.

Untuk mencapai Pulau Simping dari Pantai Mak Jantuk, kita harus berjalan kaki atau menggunakan kendaraan menuju barat. Letaknya tidak jauh dari bibir pantai. Sebuah jembatan kayu dibuat sebagai penghubung. Sayang, kondisi jembatannya rusak berat, sehingga pengunjung tidak bisa ke tengah pulau untuk melihat klenteng tua.

Pulau Simping yang dicatat oleh PBB sebagai pulau terkecil di dunia. Sumber: Singkawang.info

Sebuah papan petunjuk mengenai status Pulau Simping, terpampang di jalan masuk ke jembatan penghubung. Dalam papan petunjuk disebutkan, Pulau Simping merupakan pulau terkecil diakui oleh Perserikatan Bangsa-bangsa. Namun, papan itu tidak mencantumkan legalitas penasbihannya sebagai pulau terkecil di dunia.

Batu-batuan kokoh berukuran besar yang terserak di tepian pantai memberikan sentuhan ketegaran, dibingkai teduh birunya laut. Bunga-bunga liar berwarna kuning dan ungu, tumbuh liar di sisi yang menjorok ke daratan. Pengunjung dapat menikmati semilir angin lembab pantai di bawah pohon pinus yang rindang.

Sampah

Penanganan sampah masih menjadi permasalahan. “Ini salah satu kendala untuk membangun industri pariwisata di Kalimantan Barat. Pengunjung terlalu berharap pada petugas kebersihan. Minim upaya saling menjaga,” ujar Direktur Jejaring Wisata (Jewita) Kalimantan Barat, Aristono Edi.

Pemerintah daerah, kata Aris, harus mempunyai formula tata kelola daerah. Ada konsep daerah wisata tidak memerlukan sentuhan pembangunan, untuk menjaga keasrian dan ekosistemnya. Konsep yang matang sangat diperlukan.”Pengelolaan wisata berbasis masyarakat harus dikedepankan, sehingga masyarakat ikut memiliki kawasan tersebut dan membantu melakukan pemeliharaan.”

Untuk menggaet minat anak muda guna mendongkrak industri pariwisata di Kalimantan Barat, organisasi ini sejak tahun lalu kerap melakukan kompetisi foto, foto selfie, serta penulisan wisata. “Animo masyarakat cukup baik. Pengguna hastag #jejaringwisatakalbar juga ribuan.”

Aris menyatakan, untuk membangun industri pariwisata membutuhkan waktu. Namun, harus ada pionir yang menginisiasi langkah besar tersebut. Malaysia, yang mempunyai tofografi kurang lebih sama dengan Kalimantan Barat, dapat menjual potensi wisatanya. “Tema rainforest, serta ekowisata sangat diminati turis mancanegara,” katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, M Zeet Assovie, menambahkan, selain menawarkan panorama, Kalimantan Barat berencana akan menjual keunikan dan kearifan lokalnya. “Kalimantan Barat memiliki 1.986 desa, ragam seni, budaya, dan adat istiadat yang potensinya besar untuk dikembangkan sebagai Desa Wisata.”

Eksplorasi eksotisme desa-desa wisata dinilai sangat tepat untuk dipelajari guna mengembangkan peningkatan pariwisata, karena banyak desa wisata berkembang pesat. “Identifikasi potensi dan keunikan desa wisata akan dilakukan guna menarik kunjungan wisatawan sebanyak mungkin,” paparnya.

Artikel Terkait