Intisari-Online.com – Di dataran Eropa, tepatnya di Kepulauan Faroe, setiap tahunnya ratusan ikan paus dibunuh. Hal tersebut merupakan tradisi masyarakat Kepulauan Faroe yang disebut “Grindadrap”, tradisi berburu paus ini bertepatan pada tanggal 22 November.
Tradisi berburu paus tersebut dilakukan secara tradisional. Daging paus yang sudah mati tidak akan dijual, tetapi akan dibagikan dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Kepulauan Faroe merupakan sebuah provinsi di Denmark, walaupun Denmark melarang penangkapan ikan paus, tetapi Kepulauan Faroe memperbolehkan perburuan itu dilakukan dalam rangka tradisi tahunan.
Setiap tanggal 22 November, pantai Kepulauan Faroe, di desa Husavik, akan berwarna merah. Hal itu dikarenakan, ratusan paus pilot (Globicephala melena) diseret dari lautan menuju pantai menggunakan kail besar, dan langsung disembelih di tempat.
Aktivis pro-lingkungan dari Sea Shepherd Conservation Society, mengatakan jika tradisi berburu paus tersebut merupakan “pembantaian paus dan lumba-lumba paling barbar dan tanpa belas kasihan di Kepulauan Faroe”.
Tradisi berburu paus yang dilakukan sejak 1584, ternyata tidak hanya terjadi di Husavik. Hvalba, salah satu desa terbesar di Kepulauan Faroe, tercatat telah membunuh 430 lumba-lumba sisi-putih Atlantik.
Hvalba adalah salah satu desa yang tidak hanya memburu paus pilot, tetapi juga lumba-lumba. Desa lainnya, Klaksvik, membunuh tiga lumba-lumba Risso dan pada 1978, desa itu membunuh 31 paus orca.
Beberapa grup konservasi, termasuk perkumpulan Sea Shepherd, telah meminta agar tradisi ini dihentikan. Mereka adalah perkumpulan yang memakai pendekatan sosial kepada masyarakat Kepulauan Faroe untuk menghentikan tradisi berburu paus tersebut. (berbagai sumber)