Find Us On Social Media :

Orang yang Takut Gagal Pasti Selalu Kompromi

By Tika Anggreni Purba, Kamis, 26 Januari 2017 | 12:00 WIB

Sukses adalah proses. Tidak bisa secara instant.

Intisari-online.com—Kebiasaan orang yang takut gagal adalah menunda. Penundaan tersebut membuatnya tidak mampu untuk memulai langkah pertama untuk tujuan yang harus dicapai. Sebab,  orang yang takut gagal pasti selalu kompromi dan kenyataannya takut gagal menyabotase kesuksesan kita.

Mungkin ketakutan ini tidak begitu kita sadari. Karena itu kita perlu mengenali dan memahami ketakutan yang bisa saja berlindung di balik kompromi-kompromi yang kita buat. Seperti apa jenis kompromi yang sering kita lakukan ketika kita takut gagal? Biasanya ditandai dengan perbedaan antara apa yang kita rasakan dan apa yang kita pikirkan. Kalau pikiran dan perasaan saja tidak sinkron, bagaimana lagi tindakannya?

1. Yang kita rasakan: “Tujuan saya begitu sulit untuk dicapai”  sedangkan yang kita pikirkan: “Saya tidak akan mampu untuk mencapainya jadi tidak perlu untuk mencoba”

Jika kita percaya bahwa kita tidak memiliki kemampuan, sudah pasti kita tidak mau mencoba. Sebaiknya, akui kesulitan dari langkah-langkah yang harus kita tempuh dan mulailah untuk mengatur rencana dan strategi untuk mencapainya. Jangan sampai menyerah sebelum melangkah.

2. Yang kita rasakan: “Saya takut gagal” , sedangkan yang kita pikirkan: “Saya tidak mau mencoba

Tujuan kita tidak akan pernah tercapai jika kita tidak pernah mencobanya. Jika kita berpikir bahwa tidak ada gunanya mencoba, maka itu adalah sebuah kesalahan. Itu adalah respon dari ketakutan. Abaikan hal itu dan akui ketakutan kita. Lalu, mulailah langkah pertama untuk mengatasi ketakutan itu.

(Orang yang Kuat Mental Memilih Bersyukur untuk Bangkit dari Kegagalan, Inilah 7 Caranya)

3. Yang kita rasakan: “Untuk mencapai tujuan pasti akan sangat merepotkan, penuh usaha dan persiapan,”,  sedangkan yang kita pikirkan: “ Ah terlalu melelahkan,”

Tujuan yang besar pasti membutuhkan usaha dan upaya untuk mencapainya. Katakan pada pikiran kita bahwa tujuan yang hebat membutuhkan kerja keras, perubahan hidup, dan siap menghadapi tantangan.

4. yang kita rasakan : “membuat target waktu membuat saya cemas dan khawatir”, sedangkan yang kita pikirkan: “saya akan mengerjakannya nanti kalau saya sudah siap

Salah satu alasan umum yang membuat kita sering gagal untuk mencapai tujuan adalah kita tidak mengatur strategi dan perencanaan waktunya. Setidaknya buat satu waktu di tanggal tertentu di mana kita siap untuk memulai langkah untuk mencapai tujuan itu.

5. Yang kita rasakan: “Saya sudah mencoba namun tetap gagal, saya merasa terpuruk”, sedangkan yang kita pikirkan: “saya akan mencoba seadanya tanpa usaha