Find Us On Social Media :

Terlalu Banyak Drama,1 dari 10 Kebiasaan yang Bikin Hidup Tak Bahagia

By Tika Anggreni Purba, Rabu, 25 Januari 2017 | 22:01 WIB

Penderita Bipolar Cenderung ?Pintar?

Intisari-Online.com—Sering kita bertanya, kapan kebahagiaan sejati datang dalam kehidupan? Karena kenyataannya banyak hal dalam hidup ini yang sulit untuk dikontrol. Kita tidak bisa mengontrol cuaca, penyakit, memilih keluarga mana kita dilahirkan, dan kita pun tidak bisa mengontrol usia kita. Dengan kata lain, kita tidak bisa selalu mendapat apa yang kita inginkan dan harapkan.

Tapi apakah kita tidak berhak bahagia? Tentu saja kita harus bahagia! Selain dari hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, sebetulnya banyak hal yang bisa mempengaruhi kebahagiaan kita. Hanya saja, kita sering melakukan kebiasaan-kebiasaan yang membuat kita sendiri kita tidak bahagia.

Kebiasaan apa yang sering tidak kita sadari itu?

1. Menjalani hidup dengan terlalu banyak drama dan khawatir

Sering merasa takut untuk hal-hal yang belum tentu terjadi merupakan ciri orang yang hidup dalam drama. Ia sering membayangkan kemungkinan terburuk ketimbang kemungkinan terbaik dalam hidupnya. Padahal hal itu belum tentu terjadi. Ia takut gagal, takut miskin, takut ditinggalkan, takut ditolak.

Imajinasi negatif menguasai hidupnya seperti skenario drama. Siapa yang bisa bahagia jika terus dikuasai kekhawatiran? Kalau ingin bahagia, segera akhiri drama Anda!

(Kebahagiaan Milik Orang-orang yang Bisa Bersyukur)

2. Menghakimi diri sendiri dengan kasar

Pernahkah Anda berkata kasar dan memarahi diri Anda sendiri dengan keras? “Dasar bodoh!” , “Mengapa kau selalu mengatakan hal yang salah?”, “Mengapa kau tidak bisa menurunkan berat badanmu sendiri?”, “dasar payah!”

Mengkritik diri sendiri memang boleh, namun bukan berarti merendahkan diri sendiri. Jangan terlalu kejam kepada diri sendiri jika Anda ingin bahagia. Cobalah lebih realistis dalam mengevaluasi diri.

3. Selalu berpikir bahwa diri sendiri selalu sial

Memberi stigma pada diri sendiri seperti, “Ah aku pasti orang bodoh sehingga selalu membuat kesalahan,” atau “aku memang tidak bisa bekerja dengan benar,” Kalimat-kalimat itu tidak hanya merendahkan konsep diri, namun juga merendahkan harga diri.