Pria Ini Mampu Bertahan Hidup Meski Terombang-ambing 133 Hari di Laut, Ini Caranya!

Ade Sulaeman

Penulis

Poon menghitung hari dengan mengikat simpul di tali, tetapi setelah menghabiskan begitu lama, dia mulai mulai putus asa dan mulai menghitung purnama.

Intisari-Online.com- Penduduk asli Cina, Poon Lim, adalah seorang pelayan di sebuah kapal Inggris selama Perang Dunia II yang tengah berlayar dari Cape Town ke Suriname.

Kapal Ben Lomond yang ditumpanginya itu bersenjata namun memiliki gerak yang lambat.

Seketika tentara Jerman dengan sepasang torpedo yang berasal dari kapal U-172 menenggelamkan kapal itu dalam dua menit saat berada sejauh 1.207 km dari Amazon.

Lim adalah satu-satunya pria dari 53 orang yang bertahan dari serangan mendadak itu.

Baca Juga:Sebelum Kejuaraan Dunia Zohri Minta Dibelikan Sepatu Lari Seharga Rp400 Ribu, Kini Kakaknya Menangis Haru

Ketika kapal tenggelam, Poon Lim meraih jaket pelampung dan melompat ke laut sebelum boiler kapal itu meledak.

Setelah sekitar dua jam di air, dia menemukan rakit kayu dan segera menaikinya.

Rakit itu memiliki beberapa kaleng biskuit, teko empat puluh liter air, beberapa cokelat, sekarung gula, beberapa suar, dua panci asap, dan lampu senter.

Baca Juga:Ratu Elizabeth II Dirumorkan Akan Segera Turun Takhta, Pangeran Charles Dorong Camilla Untuk Jadi Ratu

Awalnya, Poon Lim bertahan hidup dengan meminum air dan memakan makanan yang ada di rakit tersebut.

Namun kemudian terpaksa memancing dan menampung air hujan dengan jaket kanvasnya.

Dia tidak bisa berenang dengan baik dan sering mengikat pergelangan tangannya ke rakit dengan tali, siapa tahu dia jatuh ke laut.

Dia menggunakan kawat dari senter dan membuatnya menjadi kail pancing dan tali rami dijadikannya sebagai pancingan.

Baca Juga:Mengintip Desa Ular di China, Lebih dari 3 Juta Ular Diternakkan di Sini dan Menghasilkan Rp172 M per Tahun

Ketika menangkap ikan, dia akan membelahnya dengan pisau yang terbuat dari kaleng biskuit.

Pernah suatu kali, badai besar menyerang dan merusak ikannya, Poon pun kemudian menangkap burung dan meminum darahnya untuk bertahan hidup.

Poon bahkan menangkap hiu menggunakan daging burung sebagai umpannya.

Baca Juga:Dibuat Kecewa, Benny Moerdani Pernah Banting Baret Merah Kebanggaan Kopassus di Hadapan Komandannya

Dia membungkus tangannya dengan kain agar terlindung dalam penangkapan hiu.

Setelah menundukkan hiu, Poon Lim memotong lantas menyedot darah hiu dari hatinya.

Tidak turunnya hujan selama berhari-hari yang menyebabkannya kehabisan air pun dapat diatasinya dengan darah.

Poon juga harus berurusan dengan kulit terbakar, mabuk laut dan kesakitan melihat kapal lewat.

Baca Juga:Mengenal Vajra, Senjata Perang Kuno yang Konon Mampu Keluarkan Petir

Beberapa kapal termasuk U-Boat Jerman pun sempat melihat Poon namun tak memberi bantuan.

Poon menghitung hari dengan mengikat simpul di tali, tetapi setelah menghabiskan begitu lama, dia mulai mulai putus asa dan mulai menghitung purnama.

Namun, setelah 133 hari yang luar biasa di laut, tiga nelayan Brasil menemukan Poon dan menyelamatkannya.

Lim Poon ditemukan dalam keadaan telah kehilangan 9kg berat badannya dan menghabiskan empat minggu di rumah sakit untuk pemulihan penuh.

Baca Juga:Anggrek Hitam Papua, Si Eksotis Yang harganya Bikin Klenger

Raja George VI menganugerahkan Medali Kerajaan Inggris (BEM) kepadanya, dan Angkatan Laut Kerajaan memasukkan kisahnya ke dalam manual teknik bertahan hidup.

Poon kemudian menjadi warga negara AS dan menjadi pria yang memegang rekor dunia karena lamanya bertahan hidup di lautan.

Baca Juga:Cinta Mati, Istri Ini Rela Kubur Dirinya Hidup-hidup Dengan Suaminya yang Telah Meninggal

Artikel Terkait