Penulis
Intisari-Online.com- Tanggal 21 Januari 2017, Donald Trump resmi menjadi Presiden ke 45 Amerika Serikat. Ada banyak pro dan kontra dalam proses pencalonan sampai ia memenangkan vote melawan Hillary Clinton. Dari berbagai pro dan kontra itu terdengar nama Indonesia di dalamnya. Apa itu?
Menurut washingtonpost.com, ada beberapa persamaan antara Trump dengan mantan presiden Indonesia kedua, Soeharto. Hal ini terkait adanya bisnis keluarga selama ayah mereka menjadi presiden.
(10 Hal tentang Anak-anak Donald Trump)
Anak-anak Trump saat ini adalah pengusaha. Anak pertamanya Donald Trump Jr adalah wakil direktur dalam The Trump Organization. Sementara Ivanka dan Eric Trump juga bekerja di perusahaan ayahnya. Eric bahkan mendirikan yayasan The Eric Trump Foundation.
Sementara anak-anak dan keluarga Soeharto juga menjalankan berbagai bisnis. Misal Siti Hardiyanti Rukmana atau biasa dipanggil mba Tutut menjalankan operasi jalan tol. Sementara Tommy Soeharto mengurus produksi cengkeh dan ekspor, Sudwikatmoni di impor film, dan Probosutedjo di perbankan.
(Telah Diambil Sumpah, Donald Trump Resmi Jadi Presiden AS ke-45)
Keluarga adalah sekutu yang paling berguna. Karena loyalitas mereka tidak diragukan lagi. Sayangnya, ketika ikatan keluarga dibawa masuk dalam dunia politik dan kepentingan, maka ada beberapa masalah yang terjadi.
Pertama, keluarga mengandalkan kerabat yang memegang jabatan politik. Tidak heran dengan koneksi itu, ada anggota keluarga yang menerima bantuan yang tidak seharusnya didapatkan.
Kedua, penguasa menjadi buta dan menimbulkan masalah. Sehingga menganggu legitimasi dan kepentingan publik.
(Donald Trump Dilantik Jadi Presiden AS: Ini Presiden AS dengan Masa Jabatan Terpanjang dan Terpendek)
Ketiga, adanya nepotisme. Jika dekat atau mengenal keluarga penguasa maka segala hal menjadi mudah.
Sebenarnya latar belakang Soeharto dan Trump ketika menjadi presiden berbeda. Soeharto maju sebagai Presiden melalui Supersemar sementara Trump karena pemilu. Soeharto adalah seorang jenderal militer sementara Trump murni penguasaha.
Tapi ini sebagai pelajaran yang bisa diambil tentang apa yang terjadi jika kehidupan keluarga dicampur dengan bisnis politik. Sebab, tidak seharusnya kepentingan pribadi keluarga dicampur dengan jabatan publik. Karena kepentingan pribadi dan publik tidak selalu dapat berjalan bersama-sama.