Find Us On Social Media :

Rasa Buah Maja Ternyata Tidak Sepahit Akhir Kisah Majapahit yang Porak-poranda

By Intisari Online, Senin, 9 Juli 2018 | 20:30 WIB

Dari enam spesies ini, yang merupakan tanaman penting hanya Aegle marmelos. Selain disebut maja, tanaman ini juga dinamai maja batu atau maja manis.

Penambahan kata manis di sini jelas untuk membedakannya dari maja yang memang selama ini kita kenal berasa pahit.

Habitat asli bael tersebar mulai dari Pakistan, India, tenggara Nepal, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina, dan Indonesia.

Selain disebut bael, di negara-negara habitatnya, buah ini juga disebut Bilva, Bilwa, Bel, Koovalam, Koovalam, Madtoum, Beli Fruit, Bengal quince, Stone apple, atau Wood apple.

Di Jawa, tanaman maja tumbuh di dataran rendah, terutama di kawasan yang beriklim sangat kering.

Kawasan sekitar Mojokerto (lokasi bekas Kerajaan Majapahit), memang habitat tanaman maja.

Antara maja dan berenuk saja sudah berbeda sosoknya. Percabangan bernuk mengarah ke samping, sementara tajuk maja tumbuh menjulang ke atas.

Pohon maja bisa tumbuh sampai setinggi 20 m. Kayunya sangat keras. Tajuknya mirip dengan tanaman kawista (Limonia swingle) dan asam keranji {Dialium indum), tapi daun maja sedikit lebih lebar dari keduanya.

Koleksi tanaman maja Aegle marmelos di Indonesia bisa kita temui di Kebun Raya Purwodadi, Jawa Timur, yang terletak di antara jalan raya Surabaya - Malang.

Kalau dilihat sekilas, tanaman ini mirip kawista yang kalau dijadikan sirup rasanya hampir mirip coca cola itu.

Bedanya, kawista adalah tanaman pendatang dari India, sedangkan maja termasuk tanaman asli Indonesia sekalipun tanaman ini lebih dikenal berasal dari India.

Bunga maja sangat harum. Saat tanaman ini berbunga, aroma wanginya bisa tercium dari jarak beberapa meter.