Find Us On Social Media :

Ada Risiko Kanker, Nutella Tetap Menjadikan Minyak Kelapa Sawit Sebagai Bahan Utamanya

By Mentari Desiani Pramudita, Kamis, 12 Januari 2017 | 15:00 WIB

Nuttela Tetap Menjadikan Minyak Kelapa Sawit Sebagai Bahan Utamanya.

Intisari-Online.com- Pada bulan Mei 2016, European Food Standards Authority (EFSA) memperingatkan adanya kontaminasi yang ditemukan dalam bentuk minyak kelapa sawit. Lembaga makanan Eropa ini mengatakan bahwa tidak ada standarisasi yang dianggap aman. Terutama jika dikonsumsi oleh anak-anak.

Sampai saat ini, ada berbagai jenis makanan ringan yang menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan utamanya. Seperti coklat Cadburry, Clover, dan Ben & Jerry. Namun Nutella-lah yang mendapat komplain paling banyak dari konsumen. Bahkan beberapa pengecer di Italia dan beberapa negara besar lainnya telah menboikot Nutella dari pasar.

(8 Manfaat Kesehatan Jambu Biji: Ada Efek Antikanker Lo)

Oleh karena itu, Ferrero, sebagai induk perusahaan Nutella mengklaim jika kelapa sawit yang digunakan dalam hazelnut dan coklat tidak akan menyebabkan kanker. Perusahaan coklat terbesar di dunia ini bahkan mengadakan kampanye untuk menyakinkan konsumen bahwa produknya aman.

Kampanye ini dibuat karena Ferrero tidak akan mengganti minyak kelapa sawit sebagai bahan dasar Nutella. Sebab, mereka berpegang pada kualitas daripada biaya. Manajer pemasaran Ferrero, Vincenzo Tappela mengatakan ada tekstur yang berbeda jika tidak menggunakan minyak kelapa sawit. “Membuat Nutella tanpa minya kelapa sawit sama saja membuat kualitas yang rendah. Bukannya maju, tapi malah mundur,” ujarnya.

(Ibu Pengidap Kanker Ini Bisa Melahirkan Kembar Empat)

Ketakutan konsumen berhubungan dengan senyawa di dalam minyak kelapa sawit yang dikenal dengan glycidyl fatty acid estern (GE). GE bisa menyebabkan penyakit, salah satunya adalah kanker. Karenanya untuk menghilangkan GE, minyak kelapa sawit harus dipanaskan di atas 200 derajat celcius baru bisa menjadi bahan makanan.

Dr. Helle Knutse, ketua Contam (Contaminants in the Food Chain), salah satu anggota EFSA, mulai menyelidiki minyak kelapa sawit. Helle menjelaskan ada bukti yang cukup kuat jika ada senyawa berbentuk genotoksis dan karsinogenik yang ditemukan karena Contam tidak pernah menetapkan standar aman untuk GE.

(Yana Zein Didiagnosis Kanker Payudara: Lima Rahasia Kanker Payudara yang Belum Kita Ketahui)

GE sendiri ada di bahan lain seperti minyak nabati, margari, dan makanan olahan lainnta. Tapi EFSA mengarakan jika jumlah GE paling banyak ada di minyak kelapa sawit.

WHO dan UN Food and Agriculture Organisation sendiri sudah mengeluarkan peringatan memberhentikan minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan untuk dikonsumsi.