Find Us On Social Media :

Ini Dia, Mitos Seputar Berat Badan Yang Masih Saja Dipercaya

By Ilham Pradipta M., Rabu, 11 Januari 2017 | 16:34 WIB

Batasi kenaikan berat badan

Intisari-Online.com – Berbagai cara dilakukan banyak orang untuk mendapatkan berat badan (BB)  ideal. Namun, sayangnya beberapa di antara mereka ada saja yang terkecoh karena mitos seputar berat badan yang berseliweran. Nah, agar tidak ikut tersesat, yuk pahami mitos-mitos tersebut.

1. Tubuh besar tak mungkin memiliki BB ideal 

Banyak orang yang menganggap kalau bertulang besar tidak bisa memiliki BB “ideal” yang sehat. Siapa bilang? Menurut para ahli berat tulang tidak memberikan konstribusi besar terhadap perubahan BB. Berat tulang seseorang 6-7 persen saja. Nah, ketika BB bertambah dalam jumlah besar, berat tulangnya relatif stabil, tidak bertambah signifikan.

Lalu, bagaimana kalau tulangnya mengalamani pengeroposan? Ternyata hal itu juga tidak mempengaruhi penurunan BB secara bermakna. Jadi, menurut para ahli peningkatkan dan penurunan BB tak terkait dengan kondisi tulang.

2. Tambah umur tambah gemuk 

Seiring usia bertambah tua, upaya untuk mempertahankan atau menurunkan BB serasa sulit. Maklum, di usia dewasa kita mengalami perubahan komposisi tubuh. Contohnya saat kita memasuki usia 30 tahun. Di usia itu massa otot akan turun secara perlahan sebanyak 2-3 persen. Nah, penurunan ini akan semain cepat selelah usia di atas 55 tahun.

Peningkatan massa otot ini sering juga dimbangi dengan peningkatan massa lemak yang cenderung berkumpul di daerah perut. Jadi, bila pada usia 30 tahun, BB sama dengan usia di atas 55 tahun, kemungkinan besar kita memiliki kelebihan lemak sebanyak 7,5-10 kg.

3. Diet ketat menurunkan BB 

Hal ini ada benarnya. Bila kita tidak makan apa-apa, tubuh yang wajib mengirim suplai makanan ke jaringan tubuh terpaksa mengambil dari cadangan. Akibatnya, BB pun akan turun. Namun, siapa yang tahan dengan diet yang menyiksa ini? Sebab tubuh akan terasa  lemas.

Nah, setelah kapok dengan diet yang menyiksa ini, pelaku diet lalu akan kembali ke pola makan semula. Bisa juga malah melakukan balas dendam dengan mengonsumsi banyak makanan. Alhasil, BB pun naik melebihi sebelumnya. Itu sebabnya, para hali gizi tidak menganjurkan diet yang menyiksa tersebut.

Selain itu, diet ketat hingga mengurangi kalori sebanyak 800-900 kal/hari, bisa mengganggu metabolisme tubuh. Nah tubuh yang kekurangan kalori akan memperlambat proses metabolisme sehingga lemak cadangannya juga tidak terbakar. Hasilnya? Penurunan BB pun jadi tidak efisien.

4. Ngemil bikin gemuk 

Pendapat ini tak sepenuhnya benar kok. Dengan program diet rendah kalori dengan gizi seimbang dan bervariasi, ngemil di antara waktu makan utama bukanlah hal yang tabu. Penelitian menunjukkan, dengan makan 5 kali sehari—3 kali makan utama dan 2 ngemil di antara waktu makan utama—akan membuat penurunan BB lebih cepat. Kok bisa?

Hal itu akan membuat metabolisme tubuh bekerja lebih efisien, dan juga mencegah kita makan dalam porsi besar sewaktu makan utama yang selangnya 4-5 jam. Yang terpenting, pilihlah camilan sehat seperti buah yang rendah kalori.