Find Us On Social Media :

Benny Moerdani, Tokoh Intelijen RI yang Dipaksa Menikah Oleh Bung Karno dan ke Mana pun Pergi Harus Selalu Membawa Bekal Masakan Istri

By Agustinus Winardi, Selasa, 3 Juli 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com - Jenderal Leonardus Benyamin Benny Moerdani (1932-2004) semasa hidupnya dikenal sebagai tokoh intelijen RI yang sangat mumpuni, pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan/Panglima TNI/ABRI, dan dikenal sebagai  pasukan tempur yang kenyang penugasan di berbagai medan laga.

Kendati merupakan tentara yang gila bekerja dan penugasan, pada ‘usia normal’ yakni saat masih berpangkat Letnan Dua (Letda), pangkat yang umumnya diperoleh anggota TNI setelah lulus pendidikan Akademi Militer (Taruna), Benny memiliki pacar bernama Hartini yang saat itu merupakan pramugari Garuda Indonesia.

Karena Benny kemudian bergabung dengan pasukan komando (RPKAD) dan sekaligus merupakan personel intelijen yang handal, Benny kerap melaksanakan misi rahasia yang tidak boleh diketahui oleh siapapun termasuk pacarnya sendiri.

Oleh karena itu ketika sedang mendapat tugas khusus, Benny tidak pernah pamit kepada Hartini dan langsung ‘menghilang’ begitu saja.

Meski menjalani pola berpacaran yang tidak normal, hubungan Benny dan Hartini tetap baik-baik saja hingga usia pacaran mereka nyaris lewat 8 tahun.

Baca juga: Demi Damaikan Konfrontasi Indonesia-Malaysia, Benny Moerdani Rela Menyamar Jadi Penjual Tiket Pesawat

Presiden Soekarno (Bung Karno) yang juga memiliki hubungan baik dan perhatian khusus kepada Benny justru merasa tidak enak dengan pola pacaran Benny-Hartini yang sudah terlalu lama itu.

Bung Karno pun akhirnya memaksa Benny untuk segera menikah dengan pertimbangan pacaran Benny-Hartini sudah terlalu lama dan karier Benny di militer yang makin cemerlang akan makin ideal jika memiliki seorang istri.

Benny dan Hartini lalu menikah di Jakarta pada 12 Desember 1964 dan resepsi pernikahannya dirayakan oleh Bung Karno di Istana Bogor.

Ketika sudah menikah Benny yang makin disibukkan oleh misi rahasia sebagai pasukan komando dan personel intelijen seperti dalam Operasi Trikora dan Operasi Dwikora, makin jarang di rumah dan lebih banyak bekerja di luar kantor.

Ketika sedang di rumah dan kemudian mendapat tugas khusus, Benny juga tidak pernah pamit kepada Hartini akan pergi kemana dan hanya mengatakan ‘akan keluar kota’.

Baca juga: Konfrontasi Indonesia-Malaysia: Ketika Mayor Benny Moerdani Berhasil Menawan Seorang Personel SAS

Tapi jika sudah ‘menghilang’ Benny bisa pergi selama berbulan-bulan dan ketika sudah pulang ke rumah, ia juga sama sekali tidak pernah mengatakan penugasannya kepada Hartini.