Find Us On Social Media :

Semua Hal yang Ada Di Dunia Ini Hanya Titipan Tuhan Saja

By Mentari Desiani Pramudita, Kamis, 22 Desember 2016 | 20:30 WIB

Kisah sebuah koin tua.

Intisari-Online.com- Di suatu jalanan kota, ada seorang suami yang pengangguran. Ia telah kehilangan pekerjannya dan tidak punya uang untuk makan. Suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan, ia tidak sengaja menendang sebuah koin tua. Ia mempunyai ide untuk menjual koin tua itu kepada kolektor. Seorang kolektor koin bersedia membelinya dan membayar dua kali lipat.

Dengan uang itu, ia bisa membeli makan. Ketika dalam perjalanan pulang ia melewati sebuah toko perkakas. Ia memutuskan untuk membuatkan sebuah rak kayu yang sudah diidamkan istrinya. Akhirnya ia membeli beberapa kayu dari sisa uangnya.

Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seorang pembuat furnitur menghentikannya. Ternyata pembuat furnitur ini tertarik pada kayu yang iai bawa. Pembuat furnitur bertanya apakah iai mau menukarkan kayu-kayu tersebut dengan sebuah lemari untuk dapur rumahnya. Tentu saja ia mau. Apalagi kayu itu dihargai 3 kali lipat.

Dengan senang hati, ia berjalan pulang sambil membawa lemari tersebut. Tapi, lagi-lagi langkahnya dihentikan. Kali ini oleh seorang pemilik rumah yang tertarik pada lemari yang ia bawa.

Sang pemilik rumah menawarinya dengan harga 4 kali lipat untuk ditukar dengan lemari tersebut dan pria itu setuju.

Ketika ia sudah sampai di depan rumahnya, ia mulai menghitung uang yang ia dapatkan. Tapi tiba-tiba seorang pria dengan membawa pisau mengambil paksa uang-uang tersebut.

Melihat kejadian itu, sang istri bergegas ke luar rumah dan mendatangi suaminya yang terduduk di tanah.

“Kau baik-baik saja?” tanya istrinya.

“Ya, aku baik-baik saja,” jawab si suami.

“Apa yang mereka ambil darimu?” tanya istrinya lagi.

“Oh, itu hanya koin tua yang aku temukan tadi pagi,” jawab suami. Dengan perlahan-lahan keduanya masuk ke dalam rumah tua mereka.

Semua hal yang ada di dunia ini hanya titipan Tuhan saja. Janganlah kita terlalu tenggelam dalam kepedihan hanya karena kehilangan sesuatu. Bersedih secukupnya. Lalu setelah itu bersyukurlah atas segala karunia yang telah kita dapatkan.