Ngeri, Aturan Main Olahraga Kuno Ini Adalah 'yang Kalah Harus Meregang Nyawa'

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com- Tentu ada bermacam olahraga yang dimainkan oleh manusia dari masa ke masa di seluruh penjuru dunia.

Tak jarang, mereka memiliki aturan-aturan tersendiri yang harus dipatuhi sebagai aturan main.

Namun ada satu aturan main mematikan dari permainan bola di Meksiko Kuno.

Hal itu dikarenakan olahraga lebih dianggap sebagai bagian dari keyakinan masyarakat pra-Hispanik.

Seperti dilansir dari Ancient Origins, olahraga yang disebut Ulama dan ditafsirkan sebagai gambaran pertempuran benda-benda langit.

Baca Juga:Segera Tukarkan 4 Uang Kertas Ini, Sebab Ia idak Akan Berlaku Lagi di Tahun 2019

Yakni antara matahari melawan bulan dan bintang-bintang yang mewakili prinsip terang dan gelap.

Karena permainan memiliki makna religius, maka tim yang kalah bisa dikorbankan.

Gambaran pengorbanan bisa ditemukan dalam ilustrasi-ilustrasi dari buku-buku Precolumbian seperti Codex Borgia atau dari ukiran batuan di situs Chichen Itza dan El Tajin.

Ada gambar pemenggalan kepala tim oleh tim yang lain, atau oleh seorang tokoh keagamaan.

Pengorbanan pemain bola Ulama ini sangat erat terkait dengan siklus selestial matahari dan bulan untuk bangsa Maya dan Aztec.

Salah satu episode paling penting dalam Popol Vuh (mitos penciptaan Maya) menyebutkan dua tim dewa Mayan terkemuka turun ke Dunia Bawah.

Baca Juga:Anak Marcella Zalianty Terkena Tumor Otak, Ini 5 Hal Tentang Tumor Otak yang Wajib Anda Tahu!

Mereka bersaing dengan Lords One dan Seven Death, dewa-dewa dunia bawah, dan kemudian mengalahkan mereka dengan membunuh danmengubah Dunia Bawah menjadi surga.

Pengorbanan tim yang kalah dalam pertandingan bola adalah penegasan kembali peristiwa ini untuk bangsa Maya.

Ketika Spanyol tiba di Meksiko tengah pada abad ke-16, para penakluk mencatat kesan mereka tentang olahraga ini.

Mereka menemukan bahwa di antara Aztec ada hubungan kuat antara permainan bola Ulama dan pemenggalan kepala.

Sebagai permainan Meksiko Kuno, Ulama memiliki aksi tingkat kekerasan yang tak terbayangkan bahkan menurut standar saat ini.

Selain konsekuensi yang harus ditanggung bagi tim yang kalah, cidera juga sering dialami oleh para pemain.

Hal ini dikarenakan pemakaian bola karet yang beratnya mencapai delapan pon dan memiliki diameter sekitar 25 hingga 37 cm.

Tak jarang luka memar akan terjadi ketika bola mengenai pemain, bahkan resiko kematian juga tinggi.

Baca Juga:Catat ya Wanita, Jangan Pernah Lakukan 4 Hal Ini di Organ Intim atau Anda Akan Menyesalinya

Artikel Terkait