Find Us On Social Media :

Ketika 70 Pasukan Pertahanan Pangkalan di Yogya Dibantai Oleh Pasukan Belanda yang Telah Menipunya

By Agustinus Winardi, Kamis, 28 Juni 2018 | 10:00 WIB

Intisari-Online.com - Pascaproklamasi Kemerdekaan RI 1945 disusul mendaratnya pasukan Sekutu untuk melucuti tentara Jepang dan sekaligus membebaskan warga Belanda yang semula ditawan Jepang, kondisi keamanan RI makin tidak stabil.

Apalagi kehadiran pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Inggris ternyata diboncengi oleh para serdadu Belanda yang diam-diam ingin menjajah lagi Indonesia.

Pemerintah RI di bawah pimpinan Presiden Soekarno sebenarnya sudah tahu akan potensi serangan militer Belanda itu maka demi mengamankan diri roda pemerintahan RI kemudian dipindahkan ke Yogyakarta pada Januari 1946.

Kekuatan militer RI pun ikut dipindah ke Yogyakarta di bawah komando Panglima Besar (Pangsar) Soedirman.

Baca juga: Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta Jadi Kocar-Kacir Akibat Serbuan Pasukan Siluman di Siang Bolong

Secara perlahan kekuatan militer RI mulai terorganisasi dan latihan-latihan perang demi meningkatkan kemampuan tempur sering dilakukan dan di bawah pengawasan langsung Panglima Soedirman.

Pada 19 Desember 1946 di Yogyakarta sebenarnya akan dilaksanakan latihan perang besar-besaran yang dipimpin langsung Pangsar Soedirman dan akan ditinjau dari perwakilan komisi tiga negara PBB, yakni Belgia, Australia, dan AS.

Tapi pada hari itu, pasukan Belanda sengaja mencuri start dengan secara mendadak menyerang Yogyakarta secara besar-besaran baik dari udara maupun darat.

Tujuan serangan militer Belanda yang merupakan agresi militer kedua itu memang untuk menunjukkan kekuatan pasukan RI lemah dan sekaligus menawan Presiden Soekarno dan wakilnya Moh Hatta lalu diasingkan.

Baca juga: Operasi Gagak, Agresi Militer Belanda di Yogyakarta yang Gagal Membunuh Bung Karno

Pasukan Belanda ketika melakukan serbuan kilat bersandi Operasi Gagak (Operation Kraai) itu,  pesawat-pesawat tempurnya yang terbang dari pangkalan udara Andir, Bandung langsung membombardir pangkalan udara Maguwo (Adisoetjipto) , Yogyakarta secara membabi buta.

Personel Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP/sekarang Paskhas) AURI yang bermarkas di Lanud Maguwo berusaha keras mempertahankan diri dengan menembakkan senapan mesin penangkis serangan udara sebisa mungkin.

Kedatangan pesawat-pesawat tempur  Belanda itu awalnya memang membingungkan pasukan PPP karena mengira sedang ada latihan perang.