Find Us On Social Media :

Dewa Baru Masyarakat Jepang Itu Bernama ... Golongan Darah

By Intisari Online, Senin, 25 Juni 2018 | 20:03 WIB

“Ide menilai seseorang lewat golongan darah, tanpa berusaha mengerti mereka sebagai manusia tak lebih daripada perlakuan rasisme,” tegas Satoru.

Berasal dari Nazi

Teori golongan darah berasal dari ideologi Nazi dan diadopsi oleh pemerintahan Jepang pada tahun 1930.

Saat itu kekuatan militer Jepang sedang berkembang pesat, dan pemerintah ingin mengembangkan prajurit-prajurit terbaik.

Baca juga: Perempuan di Sulteng Ditelan Ular Piton: Ini Alasan Mengapa Ular Bisa Menelan Utuh Manusia Dewasa

Beberapa tahun kemudian ide ini mulai ditolak dan menghilang tanpa jejak.

Tahun 1970, ide ini kembali dikemukakan oleh Masahiko Nomi, seorang advokat tanpa latar belakang medis.

Putra Masahiko, Toshitaka mengembangkan ideologi ini dan menyebarkannya secara diam-diam melalui organisasi Human Science ABO Center.

Ia menyatakan, penggolongan individu melalui golongan darah tak bertujuan untuk menghakimi, tapi untuk memperlancar hubungan antarindividu dan memaksimalkan talenta.

Semudah itukah kita mengerti manusia? Kalau semudah itu, mungkin ada bagusnya PMI jadi HRD ya? (Jeffrey Satria)