Find Us On Social Media :

TNI AU, Kekuatan Udara RI yang dari Sejarahnya Justru Dibesarkan oleh Negara yang Pernah Menjajah Indonesia

By Agustinus Winardi, Jumat, 22 Juni 2018 | 18:00 WIB

Intisari-Online.com - Pada 1950-an, tepat lima tahun setelah Indonesia merdeka Angkatan Udara RI (AURI/TNI AU) menjadi satu-satunya angkatan yang belum memiliki akademi militer.

Sedangkan Angkatan Darat sudah mendirikan akademi militer sejak 31 Oktober 1945 di Yogyakarta dengan nama Militaire (MA).

Kemudian pada 11 November 1957, akademi militer dipindahkan ke Magelang dan berganti nama menjadi Akademi Militer Nasional (AMN).

Sementara Angkatan Laut sudah mendirikan Institut Angkatan Laut (IAL) di Surabaya pada tahun 1951 dan kemudian diubah menjadi Akademi Angkatan Laut (AAL), pada 13 Desember 1956.

Pendirian Akademi Angkatan Udara memang sangat terlambat apabila dibandingkan dengan kedua angkatan yang lain.

Baca juga: Su-35 Bikin TNI AU Makin Bertaring, Australia atau Negara Asing Lain Tak Bisa Lagi Iseng di Langit Indonesia

Tapi pada saat itu ada hal yang jauh lebih penting yang harus dilakukan, yaitu alih-teknologi dan pengadaan personel kejuruan sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat.

Sebagai konsekuensi dari keputusan KMB yang mengharuskan AURI menerima begitu banyaknya aset Militaire Luchtvaart (AU Belanda) yang dihibahkan.

Selain itu, AURI juga harus menerima personel Militaire Luchtvaart yang jumlahnya mencapai 10 ribu orang apabila mereka ingin bergabung dengan AURI.

Apalagi, pada saat itu belum terpikir oleh KSAU Suryadarma untuk mendirikan sebuah akademi AURI.

Pasalnya Suryadarma lebih mementingkan pendidikan kejuruan, seperti sekolah penerbang, sekolah teknik pesawat, sekolah radio, dan lain-lain, untuk memenuhi kebutuhan personel kejuruan yang qualified dalam waktu cepat.

Baca juga: TNI AU Bentuk Komando Operasi Baru di Papua yang Siap Tempur Demi Raih Keunggulan Udara dan Siap Hadapi Ancaman Australia

Jumlah perwira maupun bintara AURI yang ada pada masa itu sangat sedikit dan rata-rata lulusan sekolah kejuruan, baik penerbang, teknisi pesawat, teknisi radio, maupun lainnya, tanpa pernah mendapat pendidikan sebagai perwira militer.