Penulis
Intisari-online.com - Katie Kirkpatrick namanya. Gadis berparas ayu yang baru menginjak 21 tahun. Sejak kecil cintanya hanya untuk satu pria. Hanya untuk Nick (23), teman sepermainan masa kecilnya yang kini menekuni profesi sebagai polisi di Rochester Hills, Amerika Serikat.
Mimpi Katie sederhana. Dia ingin menikah dengan Nick. Memeluknya tiap malam menjelang dan membuatkan sarapan pagi ketika mentari beringsut bangun. Tidak lupa, dan ini yang menjadi impian terbesarnya, melahirkan anak-anak Nick dari rahimnya.
Demikian juga dengan Nick. Pupil matanya selalu membesar ketika menatap Katie. Tak pernah berubah sejak pertama kali melihatnya pada umur 9 tahun. Cita-cita Nick juga sederhana. Tak seperti lelaki lain yang ingin menaklukkan dunia, Nick hanya ingin tumbuh dan menua bersama Katie.
Cita-cita yang sebetulnya sangat sederhana ternyata tak menjadi sederhana bagi Katie dan Nick. Menjelang hari pernikahan mereka, Katie jatuh sakit. Paru-parunya terkena kanker. Umurnya divonis tak bisa lebih dari enam bulan.
Cinta oh cinta.Kata yang selalu disanjung-sanjung kesuciannya, tapi justru paling sering diingkari ketika onak mengujinya.
Cinta Nick diuji. Bisa saja dia meninggalkan wanitanya itu. Tak ada hukum dan norma yang mengikatnya, toh mereka belum menikah, bukan?
Nick juga bukan lelaki pahlawan. Dia hanya lelaki biasa. Tidak kurang tidak lebih. Karena tidak lebih dan tidak kurang itulah maka dia tetap setia kepada gadis terkasihnya. “Aku akan menikahimu, meski itu hanya semenit kemudian engkau lantas meninggalkanku sendirian untuk selama-lamanya,” kata Nick dengan suara serak.
Meski hanya satu hari menjadi suami istri, itu tetap akan dilakukannya. Satu kali untuk selamanya.
Baca juga: Doa yang Menggoyang Langit dan Mengeringkan Samudra
Dua mata saling bertatapan. Tak ada kata. Tak ada cumbu rayu. Jika mata sudah mengisahkan semuanya, apa gunanya lagi kata-kata?
Dan, kisah drama yang menyentuh jiwa itu terjadilah. Pada 15 Januari 2005 keduanya menikah. Katie meninggal lima hari kemudian.